Pekerja Pos di Inggris Akan Lakukan Mogok Kerja Guna Menuntut Kenaikan Gaji
ilustrasi kotak pos Royal Mail-Christian Neßlinger-Pixabay
Radarcirebon.com, LONDON – Kenaikan tarif energi dan inflasi yang mencapai 13 persen di Inggris, membuat tuntutan hidup semakin tinggi.
Sementara upah kerja tidak berbanding lurus dengan kondisi ekonomi saat ini. Hal ini yang membuat ratusan ribu pekerja pos di Royal Mail Inggris melakukan aksi mogok kerja.
Aksi mogok kerja para pegawai Royal Mail Inggris merupakan efek dari perselisihan upah kerja yang belum menenukan kata sepakat.
BACA JUGA:Inilah Ciri-ciri Orang Kecanduan Judi
Para pekerja menuntut upah kerja yang lebih tinggi, karena tuntutan hidup yang juga kian tinggi.
"Kami akan berjuang sangat keras untuk mendapat kenaikan upah yang pantas diperoleh anggota kami," kata Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja Komunikasi (CWU) Dave Ward dalam wawancaranya dengan Sky News.
Menanggapi aksi mogok kerja ini, pihak Royal Mail mengaku sudah menawarkan kenaikan upah sebesar 5,5 persen bagi pekerja anggota CWU.
Menurut Royal Mail, angka kenaikan yang mereka tawarkan itu merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
BACA JUGA:Lewat Permainan Layangan di Pantai Palangpang, Ridwan Kamil Promosikan Wisata Jabar Selatan
Sementara itu pihak CWU yang mengklaim aksi mogok mereka yang terbesar di sepanjang musim panas ini, menolak kenaikan upah yang ditawarkan Royal Mail.
Mereka mengatakan Royal Mail telah menaikkan upah sebesar 2 persen bagi pekerja, dan menawarkan tambahan kenaikan 1,5 persen menurut syarat dan ketentuan.
Akibat aksi mogok ini, Royal Mail yang merupakan penyedia jasa pos dan kurir Inggris, dengan layanan sudah mencapai beberap abad itu, harus meminta maaf atas terganggunya layanan pos mereka.
BACA JUGA:Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie Gagal Melaju ke Semifinal World Championships 2022
Mereka mengaku telah membuat rencana kontingensi, tetapi tak mampu menggantikan peran para staf di lini depan yang memberikan pelayanan sehari-hari.
Royal Mail mengingatkan awal bulan ini bahwa pihaknya dapat mengalami kerugian usaha di seluruh Inggris pada tahun fiskal 2022-2023 jika pemogokan terjadi.
Pemogokan rencananya akan digelar lagi pada 31 Agustus dan 8-9 September.
Kepala Eksekutif Royal Mail Simon Thompson mengatakan bisnis perusahaan itu perlu mengubah operasionalnya, agar sesuai dengan perkembangan saat ini. (jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase