Baraja Coffee Amphitheater: Meracik Rasa dan Budaya dalam Secangkir Kopi

RADARCIREBON.COM - Baraja Coffee Amphitheater di Cirebon bukan sekadar tempat menikmati kopi, melainkan ruang budaya yang menyatukan cita rasa dan seni lokal.

Didirikan pada 1 Oktober 2011 oleh Bambang Setiawan, kafe ini mengusung konsep unik dengan panggung terbuka berbentuk amphitheater dan pertunjukan seni tradisional yang hadir setiap malam, mulai dari angklung, tari, hingga barongsai.

Nama “Baraja” diambil dari bahasa Minang yang berarti belajar, mencerminkan komitmen terhadap inovasi dan pembelajaran berkelanjutan.

Baraja menyasar kalangan menengah ke atas dengan sajian khas seperti Hell Braun dan Baraja Latte, serta varian kopi botolan praktis. Pelayanan cashless turut mendukung kenyamanan pengunjung.

BACA JUGA:Geng Motor Serang Polisi di Majalengka, Korban Alami Luka Sabetan Senjata Tajam

Baraja memanfaatkan strategi digital marketing seperti media sosial, influencer, dan program loyalitas untuk memperluas jangkauan.

Pertunjukan seni diisi oleh komunitas lokal seperti Sanggar Klapa Jajar dan Laras Tribumi, menjadi ruang regenerasi seni yang tumbuh dari masyarakat.

Saat pandemi, Baraja menerapkan pembatasan dan layanan antar, membuktikan ketahanan usaha lewat adaptasi cepat.

Kini, omzet bulanan mencapai Rp 650 juta dan rencana ekspansi terus digarap ke berbagai kota.

BACA JUGA:Honorer R2 dan R3 Kota Cirebon Adu Data dengan BKPSDM Demi Kepastian Status PPPK 2024

Penulis:

1. M. Yafis Hidayat
2. Ani Triyani
3. Tantina Saptiyana
4. Ajeng Eka Pangestu
5. Cahyani Eka Lugina
6. Dimas Nurarifin Ilham
7. Ardian Rahman

Artikel ini merupakan hasil observasi mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi UGJ Cirebon dalam tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Kegiatan ini dibimbing oleh Lisa Harry Sulistiowati, SE., MM., dan Ibu Sunimah, S.E., M.Si., sebagai dosen pengampu dan pembimbing lapangan.

Sumber: