Demam Layang-Layang, Pengrajin di Cirebon Kewalahan Penuhi Permintaan
Yusur sedang memproduksi layang-layang untuk di jual.-Cecep Nacepi-radarcirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Permainan yang tengah viral, adalah bermain layang-layang. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga ikut bermain layang-layang. Sehingga, penjualan layang-layang pun sangat laku keras.
Bahkan, saking lakukannya, grosir penjual layang-layang yang berlokasi di RT 03 RW 01, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon kehabisan stok. Tulisan stok layangan habis, sudah 3 minggu terpajang di tempat usaha milik Yusuf.
"Sejak tiga bulan lalu, musim layang-layang terasa. Sampai stok layangan kami habis. Bahkan, sudah tiga minggu stok layang-layang kami ga ada. Benang gelasan juga hanya tinggal beberapa biji," kata Yusuf (56) penjual sekaligus pengrajin layangan.
Yusuf mengaku, layangan yang dijual olehnya ini, sebagian buatan sendiri dengan bred layangan A.ALIF. Namun, saat layangan buatannya sendiri habis, pihaknya juga belanja dari wilayah Bandung.
BACA JUGA:3 Mobil Terbakar di Cirebon, Saksi Sebut Sopir Angkot Memindahkan Bensin ke Jeriken
"Biasanya, kami dua bulan bisa membuat 2000 layangan. Tapi sejak ada komunitas layangan, laku. Saat libur sekolah tahun 2025, layang-layang sangat musim, hingga kita kehabisan stok. Kita belanja 60.000 layangan cepat habis," terangnya.
Bahkan, saking banyaknya orang yang bermain layang-layang, grosir layang-layang yang di wilayah Bandung juga kehabisan stok. Sampai Yusuf pun kini tidak bisa membeli layang-layang dalam jumlah banyak.
"Di Bandung juga kehabisan stok, karena permintaannya banyak. Jadi kita juga tidak ada stok layangan lagi selama 3 minggu. Buat sendiri juga hasilnya terbatas, sehari saya sendiri cuman dapat 25 biji, itu cepat habis," tandasnya.
Yusuf bercerita awal dirinya menjadi pengrajin layang-layang. Tepatnya 25 tahun yang lalu, anaknya sangat suka bermain layang-layang. Bahkan, sering kali membeli layang-layang.
BACA JUGA:Ini Ketentuan Bagi Pedagang yang Mau Jualan di Stadion Bima Kota Cirebon
Yusuf kemudian berinisiatif untuk membuat layang-layang sendiri agar anaknya tidak membeli layang-layang. Dengan modal bambu, lem, dan benang untuk menjahit, Yusuf menekuni untuk membuat layang-layang.
Namun tak terasa, layang-layang yang dibuat olehnya, sampai cukup banyak. Sehingga, layang-layang pun ditaruh di warung, agar dijual. Tidak menyangka, layang miliknya cukup laku, bahkan permintaan semakin banyak. Hingga 25 tahun berlalu, Yusuf masi menekuni untuk membuat layang-layang.
"Dijual di warung ternyata laku. Jadi saya melanjutkan dan peminatnya banyak. Sampai sekarang yang beli dari wilayah Cirebon, Kuningan, Majalengka dan Indramayu juga ada yang beli ke saya," tandasnya. (cep)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


