Warga Desa Kalideres Lestarikan Tradisi ’Pasang Panjeran’ Wujud Syukur dan Gotong Royong Petani Cirebon
Warga Desa Kalideres Lestarikan Tradisi ’Pasang Panjeran’ Wujud Syukur dan Gotong Royong Petani Cirebon-Istimewa-radarcirebon
Oleh: Anita Zahroh
Di tengah arus modernisasi yang kian deras, masyarakat Desa Kalideres, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon masih teguh menjaga warisan leluhur mereka: Tradisi Pasang Panjeran.
Upacara adat ini digelar setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil pertanian, sekaligus doa bersama agar musim tanam berikutnya diberkahi keselamatan dan kelimpahan rezeki.
Tradisi Pasang Panjeran telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Kalideres yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Dalam bahasa setempat, “panjeran” memiliki makna simbolik yang merujuk pada penanda awal musim tanam atau sebagai lambang permohonan berkah kepada Tuhan atas hasil bumi yang melimpah.
Prosesi adat ini menjadi momentum sakral yang selalu dinanti, karena bukan hanya sarat makna spiritual, tetapi juga menumbuhkan semangat gotong royong dan kebersamaan antarwarga desa.
BACA JUGA:Gotong Royong Renovasi Rumah Merah Putih: Wujud Nyata Kolaborasi untuk Hunian Layak di Cirebon
Biasanya, upacara dilaksanakan di area persawahan atau titik yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Warga berkumpul bersama, memanjatkan doa yang dipimpin oleh tokoh agama dan sesepuh desa.
Mereka membawa hasil bumi sebagai simbol rasa syukur dan harapan agar pertanian di tahun mendatang terhindar dari segala gangguan. Seluruh prosesi dijalankan dengan khidmat, disertai rasa kebersamaan yang tinggi.
Menurut masyarakat setempat, Selain sebagai ungkapan syukur, tradisi ini juga dipercaya membawa makna tolak bala, yakni memohon perlindungan dari berbagai bencana dan hama pertanian.
Nilai spiritual dan sosial berpadu dalam satu peristiwa yang menyatukan masyarakat lintas usia dan latar belakang. Anak-anak, pemuda, hingga orang tua ikut berpartisipasi dalam setiap tahap persiapan dan pelaksanaan kegiatan.
BACA JUGA:Gerakan Poe Ibu Bukan Hal Baru, KDM: Upaya Hidupkan Kembali Tradisi Gotong Royong
Pelestarian Pasang Panjeran tidak hanya menunjukkan rasa hormat masyarakat Kalideres terhadap leluhur, tetapi juga menjadi bukti bahwa adat istiadat masih relevan di tengah kehidupan modern.
Banyak warga muda kini ikut terlibat dalam dokumentasi dan promosi kegiatan ini melalui media sosial, sehingga tradisi tersebut semakin dikenal luas di luar wilayah Cirebon.
Pemerintah daerah pun mendukung pelestarian Pasang Panjeran sebagai bagian dari program kebudayaan. Tradisi ini dinilai dapat memperkuat identitas daerah, menghidupkan semangat gotong royong, sekaligus menjadi potensi wisata budaya yang menarik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


