Ok
Daya Motor

Rencana Olah Air Laut Cirebon Diprotes! Hamzaiya: Lebih Baik Selesaikan Banjir Dulu

Rencana Olah Air Laut Cirebon Diprotes! Hamzaiya: Lebih Baik Selesaikan Banjir Dulu

Instalasi pengolahan air laut menjadi air minum.-Gambar oleh u_nnjglrk13q dari Pixabay-

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Pengelohan air laut menjadi air minum untuk warga Kabupaten Cirebon dinilai tidak tepat untuk situasi saat ini.

Sebab, hal tersebut belum menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Justru yang harus menjadi skala prioritas adalah mengatasi persoalan banjir yang kerap kali datang setiap tahun.

Pernyataan ini merupakan kritikan dari tokoh pemuda Cirebon Timur, R Hamzaiya Shum atas pernyataan Bupati Cirebon Drs H Imron MAg perihal adanya investor yang tertarik untuk mengolah air laut tersebut.

BACA JUGA:Sejumlah Anggota Komite Eksekutif PSSI Bertolak ke Eropa Cari Pelatih Baru Timnas

BACA JUGA:Polsek Pabuaran Tegaskan Siap Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

“Komentar tersebut menunjukkan ketidaktepatan seorang kepala daerah dalam membaca situasi serta lemahnya prioritas kebijakan pemerintah daerah dalam menyikapi persoalan yang lebih mendesak,” bebernya, Jumat 28 November 2025.

Dia menegaskan, saat ini masyarakat di sejumlah kecamatan, terutama Waled, Ciledug dan sekitarnya—masih terus dihantui banjir berulang setiap tahun, bukan mendesak butuh air bersih, sampai-sampai air laut ingin diolah.

"Ini bukan persoalan menolak inovasi. Tapi ketika masyarakat sedang kesulitan, ketika banjir di Waled belum ada solusi jelas, lalu yang dibicarakan adalah pengolahan air laut menjadi air minum, itu menunjukkan ketidakcermatan dalam menentukan skala prioritas," tegasnya.

Menurutnya, menangani persoalan banjir bukan hanya sebatas menurunkan air secara sementara, melainkan soal menghadirkan solusi jangka panjang.

Misalnya, melakukan normalisasi sungai, perbaikan tanggul, pembenahan drainase besar, hingga kejelasan rencana sodetan yang hingga kini masih penuh kontroversi dan kekhawatiran masyarakat.

BACA JUGA:Pesan Danrem 063 SGJ Saat Kunker di Indramayu: Babinsa Harus Jadi Solusi di tengah Masyarakat

BACA JUGA:Perkuat Ekonomi Lokal, DPRD Kabupaten Cirebon kawal Pengelolaan Shelter UMKM

"Jika air laut saja diklaim bisa diolah jadi air minum, apakah Bupati mampu mengubah air banjir di Waled menjadi kering?"

Dia mengungkapkan, pertanyaan tersebut itu muncul bukan untuk merendahkan Bupati. Tapi, sebagai refleksi masyarakat ingin pemimpin yang benar-benar memahami persoalan dasar masyarakat yang perlu diselesaikan.

“Wacana desalinasi air laut tidak salah, namun waktunya tidak tepat ketika daerah masih berkutat pada bencana tahunan yang tak kunjung mendapatkan solusi jangka panjang.”

"Masyarakat Waled dan sekitarnya bukan menunggu air laut menjadi air minum. Mereka menunggu kapan rumah mereka berhenti terendam.”

“Mereka menunggu kebijakan konkret, bukan wacana futuristik yang tidak menjawab kegelisahan hari ini," ungkapnya.

Hamzaiya mengajak pemerintah daerah untuk lebih cermat dan peka dalam memberikan pernyataan, termasuk dalam menentukan skala prioritas pembangunan.

Masyarakat memiliki harapan besar agar pemerintah hadir dengan solusi yang nyata, terukur, dan berpihak pada warga yang paling terdampak.

"Bicara soal masa depan itu penting, tapi menyelesaikan masalah hari ini jauh lebih penting," tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: reportase

Berita Terkait