Siap-siap! BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Hingga Akhir 2026, Pemerintah Bergerak Cepat
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno memberikan peringatan dini atas potensi bencana hidrometeorologi hingga 2026. -setneg.go.id-
JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Pemerintah memberikan peringatan kepada seluruh masyarakat di Indonesia, khususnya yang ada di Pulau Jawa hingga Papua mengenai potensi bencana hidrometeorologi sepanjang 2026 mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno berdasarkan laporan siaga dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dalam laporannya, BMKG menyampaikan, hujan lebat diprediksi akan mengguyur sejumlah daerah mulai dari akhir 2025 hingga akhir 2026 mendatang.
BACA JUGA:Musim Hujan 2025-2026 Diprediksi Ekstrem, BPBD Jabar Keluarkan Peringatan Dini
BACA JUGA:Pemdaprov Jabar Siapkan Moratorium Penebangan Hutan untuk Kurangi Risiko Bencana
“BMKG sudah menyampaikan ada potensi hujan lebat, bahkan sangat lebat sampai akhir tahun ini, termasuk wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua,” ujar Pratikno dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 3 Desember 2025.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah telah mempersiapkan langkah mitigasi sejak dini untuk meminimalkan risiko bagi daerah yang tengah diterjang bencana.
Selain itu, pemerintah terus memastikan kelancaran distribusi layanan dasar ke wilayah terdampak.
“Kami telah mengirim lebih dari 500.000 ton bantuan dari berbagai pihak, mulai dari paket sembako, makanan siap saji, obat-obatan, tenda, selimut, serta bantuan langsung lainnya untuk warga terdampak,” lanjutnya.
Selain kirim bantuan ke daerah terdampak, pemerintah juga mengupayakan pengiriman bantuan ke daerah yang tidak terdampak langsung bencana. Tapi, mengalami dampak turunan berupa putusnya jalur logistik.
BACA JUGA:Menkomdigi: Jaringan Komunikasi di Sumbar dan Sumut Pulih 90 Persen Pasca Bencana
Dalam beberapa hari terakhir, struktur komando penanganan bencana terus diperkuat melalui posko terpadu tingkat provinsi dan kabupaten, serta pos pendamping nasional yang melibatkan BNPB, TNI, Polri, dan kementerian terkait. Upaya ini dilakukan untuk memastikan distribusi logistik berjalan lancar.
“Untuk mempercepat penyaluran bantuan, pesawat angkut A400 telah diterjunkan untuk mobilisasi logistik berskala besar. Lebih dari 50 helikopter TNI, Polri, dan BNPB juga dikerahkan menjangkau wilayah terisolasi,” paparnya.
Pratikno mengungkapkan beberapa wilayah, termasuk Aceh Tamiang dan Langsa, sempat terputus aksesnya.
Namun, upaya airdrop menggunakan pesawat CN-295, A2904, dan C-130J Super Hercules telah berhasil menyalurkan bantuan.
Bantuan juga dikirim melalui jalur laut menggunakan kapal TNI. Berbagai instansi turut mendirikan posko logistik, posko kesehatan, dan dapur lapangan di lokasi-lokasi mendesak.
BACA JUGA:Baznas Kota Cirebon Galang Donasi Kemanusiaan Bencana di Sumatera
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


