Demo ALAMKU di Depan Balai TNGC, Orator: Mereka Lebih Rela Kita Sengsara!
Massa ALAMKU melakukan demonstrasi di depan Balai TNGC, Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Rabu (10/12/2025).-Bubud Sihabudin-Radarcirebon.com
RADARCIREBON.COM – Ratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kuningan (ALAMKU) menggelar aksi protes di depan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, Rabu (10/12/2025).
Massa tiba sekitar pukul 10.30 WIB dengan satu mobil komando dan iring-iringan pengendara motor.
Aksi diawali dengan orasi dari perwakilan masyarakat dan mahasiswa. Koordinator aksi, Yusup Dandi Asih, mengecam dugaan kerusakan lingkungan di lereng Gunung Ciremai yang dituding menjadi penyebab menurunnya debit air di sejumlah desa penyangga.
ALAMKU mengklaim telah mengantongi data desa-desa yang terdampak krisis air tersebut.
BACA JUGA:Demo di Depan BTNGC Kuningan, Ini Dia 2 Tuntutan Utama ALAMKU
BACA JUGA:Kepala Balai TNGC Jawab Tudingan Pemanfaatan Sumber Air Ilegal di Gunung Ciremai
“Kawan-kawan, udara dan air adalah sumber kehidupan kita. Kalau hari ini alam dirusak, bagaimana kita hidup? Mereka lebih rela kita sengsara,” teriak seorang orator.
Aksi turut diwarnai pembakaran ban serta penutupan akses jalan. Polisi menerapkan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan di jalur utama Kuningan–Cirebon.
Ketegangan meningkat ketika demonstran berulang kali mendesak pejabat Balai TNGC keluar menemui massa.
Beberapa orator melontarkan kecaman keras terhadap pengelolaan kawasan konservasi. Aparat kepolisian dan TNI turun menenangkan massa agar situasi tetap kondusif.
BACA JUGA:Pacu Adrenalin di Yamaha Cup Race, Tasikmalaya Bergemuruh Ribuan Penonton Terpukau
Aksi ini merupakan tindak lanjut dari surat pemberitahuan ALAMKU pada 7 Desember 2025 yang menyoroti dugaan pelanggaran regulasi pengelolaan taman nasional serta berbagai persoalan lingkungan di kawasan TNGC.
Surat tersebut ditandatangani Yusup Dandi Asih dan Iqman Royani, serta ditembuskan ke 10 institusi, mulai dari Kementerian LHK, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemkab Kuningan, TNI–Polri, hingga DLH Kuningan.
Hingga pukul 11.00 WIB, massa sempat berupaya memasuki halaman BTNGC, namun situasi berhasil dikendalikan aparat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


