JAKARTA – Seluruh warga Indonesia diminta patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Hal ini sebagaimana seorang anak patuh terhadap ibunya. Karena itu, dalam menghadapi pandemi COVID-19, pemerintah mengkampanyekan #ingatpesanibu.
“Kampanye ingat pesan ibu kami munculkan setelah beberapa bulan melihat berbagai cara. Kita upayakan dalam rangka meyakinkan masyarakat agar bisa patuh pada protokol kesehatan,” ujar Juru Bicara Satgas COVID -19, Wiku Adisasmito, di Jakarta, Kamis (1/10).
Kampanye pesan ibu dilatarbelakangi pencarian cara yang universal dalam mengkampanyekan gaya hidup sehat. Di sisi lain, masyarakat Indonesia terdiri dari bermacam latar belakang budaya hingga tingkat pendidikan. Namun, ada satu hal yang menyatukan beragam latar belakang tersebut. Yaitu semua warga Indonesia pasti dilahirkan dari seorang ibu.
“Kita melihat ibu adalah sosok yang penting di dalam keluarga. Semua orang pasti dilahirkan dari seorang ibu. Maka dari itu, kita menempelkan pesan tersebut betul-betul dari ibu agar bisa mengingatkan anak-anaknya. Orang tuapun juga asalnya dari ibu,” jelas Wiku.
Pemerintah berharap warga bersedia mematuhi pesan ibu. Dengan demikian, penularan virus Corona bisa terkendali. “Jadi kita ingin memastikan semua orang patuh apabila mengingat pesan dari ibu, karena ada kepatuhan seorang anak pada ibunya,” tukasnya.
Kampanye ingat pesan ibu dijalankan dengan cara gotong royong. Pemerintah mengajak partisipasi dari ibu-ibu se-Indonesia. “Kampanye ini dilaksanakan gotong-royong dengan masyarakat. Begitu juga dengan pastisipasi dari ibu-ibu yang bergabung dengan PKK di seluruh Indonesia,” paparnya.
Wiku berharap kampanye ini sukses. Organisasi kemasyarakatan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) juga dirangkul. “Ini merupakan gerakan masif agar betul-betul bisa melindungi seluruh rakyat melalui peran ibu yang sangat penting dalam keluarga,” tandasnya.
Satgas COVID-19 juga menambah Banten dan Aceh sebagai provinsi prioritas penanganan. Hal ini dilakukan karena jumlah kasus yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
“Provinsi Banten ini kasus tertingginya kontribusinya hanya tiga kabupaten/kota, Yaitu Tangerang, Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang,” imbuhnya.
Selain itu, Provinsi Banten juga menjadi aglomerasi dari wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). Apabila daerah-daerah ini dapat dikendalikan, maka kontribusi penurunan kasusnya juga lebih tinggi.
Selain itu, Satgas juga baru saja meninjau kondisi Aceh dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pemerintah daerah Aceh membutuhkan bantuan dari pusat untuk mengendalikan perkembangan kasus COVID-19.
“Mereka merasa perlu bantuan dari pemerintah pusat. Khususnya dari Satgas COVID-19 agar laboratoriumnya bisa ditambah. Khususnya PCR di beberapa tempat tertentu. Misalnya di Aceh Utara, Aceh Tengah dan Aceh Selatan. Dengan melakukan penambahan laboratorium, otomatis nanti bisa terdeteksi lebih banyak,” ucapnya.
Kasus COVID-19 di Aceh, lanjut Wiku, bisa saja jauh lebih banyak dari data terakhir. Karena terjadi mobilitas penduduk dari dan ke Aceh dalam beberapa waktu terakhir. Dia meminta masyarakat di Aceh dan Banten untuk senantiasa
disiplin menerapkan 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Menurut Wiku, pemerintah akan terus mengampanyekan 3M kepada seluruh lapisan masyarakat. “Selalu disiplin 3M. Ini sangat penting untuk mencegah terjadinya penularan. Dimana pun kita berada, 3M harus selalu diterapkan,” pungkasnya.(rh/fin)