Vaksin Disiapkan, Masyarakat Jangan Terlena

Sabtu 17-10-2020,07:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA – Vaksin COVID-19 sudah memasuki tahapan uji klinis dan diujicoba kepada relawan. Satgas Penanganan COVID-19 menyatakan belum ada laporan efek samping yang dialami para relawan tersebut. Meski begitu, protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan.

“BPOM mengawasi uji klinis vaksin COVID-19 untuk menjamin keamanan. Prinsipnya pengawalan pengadaan vaksin ini dilakukan BPOM. Kita memastikan BPOM melakukan evaluasi terhadap protokol uji klinis yang dilakukan. Ini untuk mencapai tujuan memastikan keamanan dan efektivitas vaksin tercapai,” ujar Jubir Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito di Jakarta, Kamis (15/10).

Seperti diketahui, berdasarkan Perpres Nomor 99 Tahun 2020, pengawalan pengadaan vaksin COVID-19 dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kesaksian soal pelaksanaan uji vaksin COVID-19 sebelumnya pernah disampaikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dia  merupakan satu ribuan relawan tersebut. Ridwan Kamil mengaku tidak merasakan efek samping usai divaksin.

Meski vaksin sedang disiapkan, masyarakat diminta tidak terlena.  Warga harus tetap menerapkan protokol kesehatan. Wiku menyebut hingga kini ada sejumlah kandidat vaksin Corona. Di antaranya Sinovac dari China dan AstraZeneca dari Inggris. Dia memastikan keamanan vaksin untuk masyarakat akan menjadi prioritas utama pemerintah.

Namun, Wiku meminta masyarakat tidak boleh lengah dan abai. Penerapan protokol kesehatan, lanjutnya, memiliki dampak besar mencegah penyebaran Corona.

“Walaupun vaksin sedang dipersiapkan , kita tidak boleh terlena. Kita harus tetap memahami solusi pengendalian COVID-19 tidak  tunggal. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah menegakkan protokol kesehatan. Disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) adalah kuncinya. Ini adalah upaya paling sederhana, tapi berdampak sangat besar,” papar Wiku.

2

Menurutnya, kepatuhan terhadap protokol kesehatan bisa menurunkan risiko penularan hingga 85 persen. Persentase itu akan lebih besar jika 3M dapat benar-benar dilaksanakan secara massif. “Jika kita dapat menerapkan ketiga protokol sekaligus, penurunan risiko penularan akan jauh lebih besar lagi,” pungkasnya.(rh/fin)

https://www.youtube.com/watch?v=qtrdbW7WGFk
Tags :
Kategori :

Terkait