JAKARTA – Masyarakat diminta tidak lagi meragukan manfaat vaksin COVID-19. Vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat sudah melalui tahapan uji klinis yang ketat. Selain itu, vaksin juga dalam pengawasan lembaga otoritas milik pemerintah, maupun lembaga lainnya.
“Vaksin adalah upaya membuat kekebalan tubuh melawan penyakit atau virus. Ini adalah pencegahan agar masyarakat tidak perlu terpapar. Tujuan pemberian vaksin adalah menumbuhkan kekebalan tubuh atau imunitas,” jelas Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Reisa Brotoasmoro di Jakarta, Selasa (20/10).
Pemerintah, lanjutnya, sudah mengembangkan vaksin sendiri. Yaitu Merah Putih. Prosesnya dilakukan Lembaga Biologi dan Molekuler Eijkman. Selain itu, juga ada kerjasama dengan negara-negara lain.
“Dalam pengembangan dan pengadannya pun sesuai pedoman dan saran World Health Organization (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), para ahli dan Majelis Ulama Indonesia (MUI),” terangnya.
Dengan begitu, manfaat vaksin sudah dikaji dan tidak perlu diragukan. Reisa menyebut Wakil Presiden Ma’ruf Amin telah menyatakan para ulama terlibat aktif dalam persiapan pengadaan vaksin. “Menurut Wapres demi kemaslahatan bersama, vaksin teraman dan terbaik akan direkomendasikan ulama untuk melindungi masyarakat,” lanjutnya.
Kemudian, BPOM telah mempersiapkan persetujuan penggunaan dalam keadaan darurat atau emergency use of authorization. BPOM juga memantau langsung lokasi uji klini Bio Farma yang ditempatkan di Universitas Padjajaran, Bandung.
“Bersama MUI juga melakukan pemantauan langsung ke fasilitas-fasilitas pengembangan vaksin di negara lain. Namun kita tidak boleh lengah dan menurunkan disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak). Meski vaksin nanti ada, 3M harus tetap dilakukan. Karena vaksin ini sifatnya mencegah. Protokol kesehatan mutlak dan wajib diterapkan,” tandas Reisa.(rls/rh/fin)