Sejarah Hari Santri Nasional

Rabu 21-10-2020,16:58 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

HARI Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia. Hal ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.

Penetapan tanggal merujuk pada tercetusnya “Resolusi Jihad” yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Resolusi jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan. NU menyebut, umat dan ulama di banyak tempat punya hasrat besar untuk menegakkan agama Islam dan mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.

Niat itu tertuang dalam pertimbangan Resolusi Jihad bahwa \"mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum Agama Islam, termasuk sebagai satu kewadjiban bagi tiap2 orang Islam.\"

Lewat Resolusi Jihad, kaum santri “memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaja menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sebadan terhadap usaha-usaha jang akan membahayakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap fihak Belanda dan kaki-tangannya.”

Sebelum Oktober 1945 berakhir, pertempuran melawan Jepang sudah terjadi di beberapa tempat selain di Surabaya.

Kaum santri juga ikut adu otot melawan tentara asing. Meski tidak punya pasukan yang kemampuan tempurnya setara dengan tentara Jepang, mereka setidaknya memiliki pemuda-pemuda yang siap bertempur yang dilatih selama masa pendudukan.

2

Ahmad Syafii Maarif dalam Islam dan Politik: Teori Belah Bambu, Masa Demokrasi Terpimpin, 1959-1965 (1996: 21) menyebut dari NU ada milisi bernama Hizbullah yang dilatih secara militer oleh tentara Jepang.

Sementara Hairus Salim dalam Kelompok Para Militer NU (2004: 47) mencatat bahwa Hizbullah sangat berperan di masa Revolusi. Keterlibatan santri-santri NU dalam pertempuran tersebut setidaknya tergambar dalam film Sang Kiai (2013).

Dalam film itu, secara fiksional digambarkan bahwa orang yang menembak mati Brigadir Jenderal Mallaby di Jembatan Merah adalah santri NU. Kematian Mallaby itulah yang bikin marah tentara Inggris dan kemudian memicu Pertempuran 10 November 1945. (yud)

Tags :
Kategori :

Terkait