Plurinational Bola

Jumat 23-10-2020,08:49 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Bolivia memang jarang diperbincangkan. Juga baru sekali ini masuk Disway.

Di tangan presiden baru Luis Arce (57 tahun) ini, Bolivia kelihatannya tetap kiri —tapi kiri dalam. Ia berjanji untuk tidak akan menjadi bonekanya Morales.

Memang sebelum pemilu, tokoh-tokoh dari partai kiri terbang ke Argentina. Mereka berunding di tempat pengasingan Morales. Delapan jam mereka menyamakan misi. Akhirnya mereka sepakat memilih Luis Arca sebagai capres dari Partai kiri.

Presiden Arca tentu belajar dari banyaknya kontroversi selama Morales jadi presiden. Yang terlalu \"merakyat\". Toh akhirnya Morales harus membangun jalan tol. Yang harus melewati hutan. Yang secara nyata berlawanan dengan tekad pertamanya untuk pro secara total terhadap pelestarian hutan.

Bahkan Morales di akhir masa jabatannya juga membangun istana baru. Yang salah satunya berupa gedung pencakar langit 29 lantai. Yang tertinggi di Bolivia.

Awalnya Morales juga memaksakan tokoh-tokoh suku asli seperti suku Aymara mendominasi kabinet. Tapi akhirnya ketahuan tidak bisa bekerja. Setahun kemudian harus reshuffle. Menteri yang suku asli tinggal 3 orang.

Morales juga pernah memaksakan 50 persen anggota kabinetnya perempuan. Tapi ia pun me-reshuffle-nya.

Bolivia begitu terisolasi di pedalaman Amerika Latin. Datarannya juga sangat tinggi —salah satu tertinggi di dunia. Separo penduduknya suku Indian —dengan berbagai kelompok dan bahasa.

2

Tapi di zaman Morales, dunia menjadi tahu satu bentuk negara yang bukan Republik, tapi juga bukan kerajaan. Bukan negara federal juga bukan negara kesatuan.

Bolivia oleh Morales diubah menjadi negara berbentuk ini: Plurinational. Yakni negara yang terdiri dari begitu banyak suku, bahasa dan budaya -—yang dijamin eksistensinya dan keterwakilannya.

Tapi mereka selalu bersatu dalam sepak bola. Mereka juga memiliki satu bahasa yang lebih tinggi dari bahasa nasionalnya. Yakni: bahasa bola. (dahlan iskan)

Tags :
Kategori :

Terkait