PARIS - Sudah bukan rahasia, jadi juara Tour de France lebih memberikan kebanggaan daripada hadiah uang. Sebagai salah satu ajang olahraga terbesar dunia, prize money yang diberikan tergolong \"kecil\". Untuk edisi ke-100 yang bersejarah pun sama. Team Sky, yang meraih juara lewat Christopher Froome, \"hanya\" mendapat 525.690 Euro atau sekitar Rp7 miliar. Angka itu didapat hampir sepenuhnya dari sukses Froome. Sebagai peraih yellow jersey, dia berhak mendapatkan 450 ribu Euro. Dari tiga etape yang dia menangkan, masing-masing memberi bonus 8.000 Euro. Tentu saja, hadiah itu tidak akan diambil semua oleh Froome. Aturan di Team Sky (dan kebanyakan tim) menyebutkan, semua uang hadiah akan dikumpulkan, lalu di akhir musim dibagikan ke seluruh pembalap. Sebagian, tepatnya 15 persen, dibagikan untuk para staf. Bila dibandingkan dengan anggaran tim, yang disebut mencapai lebih dari USD 20 juta (di atas Rp200 miliar), hadiah ini memang tidak besar. Juga kecil bila dibandingkan dengan hadiah ajang olahraga lain, seperti tenis atau golf. Di Tour de France 2013, Tim Movistar menjadi peraup hadiah terbesar kedua. Dengan total 344.980 Euro (Rpxxx miliar). Penyumbang terbesarnya Nairo Quintana asal Kolombia, yang meraih posisi runner-up plus penghargaan white jersey (pembalap muda terbaik) dan polkadot jersey (king of mountain). Bila tim yang juara hadiahnya segitu, bisa dibayangkan betapa kecilnya hadiah yang diraih tim lain. Cannondale, yang merebut green jersey melalui Peter Sagan, \"hanya\" mendapatkan 79.110 Euro. Paling sedikit Lampre-Merida. Tim Italia ini hanya membawa pulang 11.180 Euro atau sekitar Rp150 juta setelah \"bekerja\" selama tiga pekan. Beberapa tim lain berada di kisaran angka tak jauh di atas Lampre-Merida. Sebut saja tim-tim Prancis FDJ, Cofidis, dan Sojasun. Paling mengecewakan tim kaya BMC. Dengan barisan pembalap bintang bergaji jutaan dollar, tim ini hanya membawa pulang 17.710 Euro. Padahal mereka punya jawara 2011 Cadel Evans, bintang muda Tejay van Garderen, dan juara dunia road race 2012 Philippe Gilbert. Kembali ke masalah kebanggaan. Sukses di Tour de France hampir selalu membawa buntut yang baik. Apalagi mengingat business model tim cycling dunia, yang hampir 100 persen mengandalkan pemasukan dari sponsor. Semakin sukses dan \"terlihat\" di Tour de France, semakin besar potensi pemasukan sponsor yang bisa didapat pada kontrak selanjutnya. Bagi para pembalap pun, sukses di Tour de France bisa melonjakkan karier ke level yang (mungkin jauh) lebih tinggi. Froome, yang tahun lalu baru mencuat namanya sebagai \"asisten\" Bradley Wiggins, sekarang mungkin jadi bintang sepeda paling kondang di dunia. Yang pasti, Froome sekarang berada di urutan satu dunia, di klasemen UCI World Tour. Kemenangan yellow jersey-nya membuahkan 200 poin, menjadikan total perolehannya 587 poin. Dia menggantikan Fabian Cancellara (RadioShack-Leopard), yang absen di Tour de France. Peter Sagan kini berada di urutan kedua dengan 409 poin. Joaquim Rodriguez (Katusha), yang finis ketiga di Tour de France dan jawara klasemen UCI tahun lalu, kini di urutan ketiga. Di klasemen tim, Sky Procycling berada di puncak dengan total 1.360 poin. Diikuti Movistar (1.055) dan Katusha (941). Semua angka ini masih bisa berubah hingga akhir tahun, ketika lomba-lomba lain berlangsung. (aza)
Froome Peringkat Satu Dunia
Rabu 24-07-2013,16:59 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :