Pasak Pendek

Kamis 12-11-2020,05:42 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Ryantori pun berpikir: bagaimana bisa balok sekecil itu mampu menahan truk sebesar itu.

Lahirlah ide barunya: konstruksi pasak pendek.

Ide ini sangat menarik di bidang konstruksi. Dengan ide ini, kalau suatu saat membangun gedung lagi, saya lebih berani menggunakannya.

Maka sambil melayat di tempat persemayaman jenazah Ryantori di Adi Jasa, saya mendiskusikan keampuhan temuannya itu. Kebetulan, di dalam ruang jenazah, lagi ada misa penutupan peti mati. Secara Katolik.

Saya geleng-geleng kepala menerima penjelasan para manajer Ryantori itu. Temuan konstruksi pasak pendek itu sangat ilmiah.

Ryantori kemudian mematenkannya. Lalu penemuan itu dipasarkan oleh perusahaan konstruksi miliknya sendiri —bersama teman-temannya.

Partner Ryantori —baik yang lama dulu maupun yang baru itu— selalu aktivis dari kalangan pribumi. Saya lihat sendiri teman-teman Ryantori banyak yang pribumi. Ryantori sendiri sudah lupa kalau masih punya nama Tionghoa: Ang Kim Loen.

Kian lama kian banyak orang yang menggunakan konstruksi pasak pendek ini. Termasuk masjid indah di mulut jalan tol di Kertosono. Yang di sana dikenal sebagai

2

\"Masjid Moeldoko —karena Jenderal Moeldokolah yang membiayai pembangunannya. Itulah masjid yang desainnya mirip sekali dengan masjid kementerian BUMN —yang dibangun zaman siapa itu. Memang, menurut kontraktornya, ada perintah untuk mengambil inspirasi dari masjid di kementerian BUMN tersebut.

Gedung Polda Riau juga menggunakannya. Yang tujuh lantai itu. Hemat sampai lebih Rp 20 miliar. Demikian juga RSUD Sidoarjo, Gorontalo, Kantor Bupati Solok, dan Imigrasi Bima. Kian banyak contoh yang juga menggunakannya.

Nama konstruksi pasak pendek itu dari saya. Nama resmi yang dipilih Ryantori adalah: Konstruksi Jaring Rusuk Beton Vertikal (KJRB Vertikal).

Tentu yang menggunakan konstruksi sarang laba-laba kalah dengan penemuan terbaru itu. Konstruksi pasak pendek itu adalah konstruksi sarang laba-laba yang disempurnakan.

Di setiap sekitar 500 m2 lantai sarang laba-laba itu diberi pasak pendek.

Pasak itu berupa pipa dengan garis tengah 8 cm. Di dalam pipa itu diberi pipa lagi dengan ukuran lebih kecil: garis tengah 6 cm.

Pipa itu berubah fungsi menjadi pasak. Menghunjam ke tanah di bawah gedung. Kalau terjadi kemiringan di konstruksi sarang laba-laba, maka ujung bawah pipa yang kecil itu akan menekan dinding dalam pipa yang besar. Kemiringan pun berhenti. Seperti juga balok kecil itu yang bisa menahan truk yang besar agar tidak mundur. Pintar sekali.

Maka sambil melihat peti jenazah dari luar ruang kaca itu saya begitu kagum dengan penjelasan manajer perusahaan konstruksi milik Ryantori dkk ini.

Tags :
Kategori :

Terkait