Memo Meja

Rabu 18-11-2020,11:19 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

Itu pun tidak semua yang datang ke situ untuk memperpanjang masa jabatan Trump. \"Kami datang ke sini sekadar agar Trump tahu kami mendukungnya,\" ujar mereka seperti diwawancarai media di sana. \"Kami akan menyampaikan selamat jalan kepadanya,\" kata yang lain.

Rupanya keinginan Trump untuk bisa membalik kekalahan menjadi kemenangan kian sulit. Tim pengacaranya sudah menarik gugatan di empat negara bagian yang menentukan: Michigan, Wisconsin, Pennsylvania dan Georgia.

Habis sudah harapan untuk bisa membalikkan keadaan.

Yang juga tidak habis pikir adalah Obama. \"Kok bisa ya orang seperti Trump diidolakan oleh rakyat,\" ujar Obama ketika diwawancarai TV terkait dengan buku barunya: Tanah Yang Dijanjikan.

Obama meragukan orang seperti Trump benar-benar tahu problem rakyat kebanyakan. \"Bahwa ia bisa jadi daya tarik di politik memang masih mungkin. Tapi bagaimana bisa ia jadi simbol merakyat,\" katanya.

Orang seperti Trump itu sangat bahaya bagi demokrasi. \"Ia itu bisa membusukkan kebenaran,\" katanya. Mula-mula kebenaran itu diabaikan, lalu direkayasa agar orang mulai meragukan kebenaran, dan akhirnya kebenaran itu dibusukkan.

Ujungnya lagi: yang seharusnya salah menjadi benar.

Trump pun sejak awal tidak mau mengakui kebenaran itu.

Tapi proses politik harus berjalan. Trump harus meninggalkan Gedung Putih.

Tinggal apakah Trump akan mau mengucapkan selamat kepada Joe Biden atau tidak. Kalau kepada wapres terpilih, Kamala Harris, Anda tidak usah bertanya kepada Trump. Saya pun sudah bisa mewakilinya: tidak akan.

Pikiran lain: apakah Trump akan menghadiri pelantikan Joe Biden tanggal 20 Januari depan. Saya tidak berani memastikan. Tapi mantan orang dekatnya seperti John Bolton memberikan kepastian: Trump tidak akan menghadiri pelantikan itu.

Maka jangan lagi ditanya: apakah Trump akan mengundang presiden terpilih ke Gedung Putih. Tidak akan. Untungnya Biden sendiri bisa bersikap emangnye gue pikirin. Toh Gedung Putih bukan barang baru baginya. Ia sudah delapan tahun menjadi wakil presiden di zaman Barack Obama.

Tapi apakah Trump benar-benar juga tidak mau meninggalkan memo pendek di meja kerjanya?

Semua Presiden Amerika, di hari terakhir bekerja di meja itu, meninggalkan satu lembar kertas di atas meja kerja. Di atas kertas tersebut ditulis kalimat untuk presiden baru yang akan menggunakan meja itu berikutnya. Karena itu tulisan di kertas memo itu biasanya berupa tulisan tangan sang presiden sendiri. Memo itulah bacaan pertama setiap presiden baru Amerika ketika mulai duduk di meja kerjanya.

Maka mari kita tebak: apakah untuk meninggalkan selembar memo itu pun Trump tidak akan mau? Masukkan pilihan Anda sekarang juga: mau/tidak mau.

Seandainya pun ia mau kalimat apa yang kira-kira akan Trump tulis di memo itu?

Tags :
Kategori :

Terkait