JAKARTA – Masyarakat diminta mematuhi protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 secara ketat. Hal ini dinilai dapat membantu mengurangi beban tugas para relawan tenaga kesehatan yang telah bekerja menangani pasien Corona selama 10 bulan.
“Tekanan fisik dan psikis dalam menjalani tugasn kerap terjadi seiring semakin bertambah kasus COVID-19 di Indonesia. “Kita juga punya kapasitas secara fisik setelah menjalani selama delapan bulan. Relawan yang tidak terjun langsung menangani pasien sudah mulai agak kelelahan. Apalagi relawan-relawan yang harus menggunakan APD selama delapan jam,” kata Sekretaris Sub-Bidang Kesehatan Koordinator Relawan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Maghfira di Jakarta, Jumat (11/12).
Selain itu, masih adanya stigma di masyarakat pada orang-orang yang terkena COVID-19, penyintas COVID-19, ataupun relawan yang melakukan penanganan terhadap pasien COVID-19 juga menjadi tantangan di lapangan.
Meskipun bekerja di bawah tekanan, lanjutnya, para relawan masih terpompa semangatnya apabila masyarakat bekerja sama mengurangi beban tenaga kesehatan. Caranya menerapkan protokol kesehatan.
“Yang paling penting sekarang bagaimana masyarakat menjalankan protokol kesehatan disiplin 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) dengan benar,” papar Maghfira.
Sementara itu, Koordinator Tim Relawan Satgas Penanganan COVID-19 Andre Rahadian mengatakan hingga saat ini Satgas masih membutuhkan tambahan relawan medis. Jumlah yang dibutuhkan sebanyak 1000 orang. Ini seiring kasus harian COVID-19 yang terus meningkat di Indonesia.
Beberapa tenaga medis yang masih dibutuhkan adalah dokter umum, dokter spesialis paru, spesialis anestesi, perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan masyarakat. (rh/fin)