Sebelah kiri saya istri Gus Amik, seorang doktor yang sudah sembuh dari Covid —mestinya sudah negatif. Sebelah kanan saya, Kiai Misbahul Huda, wakil ketua, yang juga putra guru nahwu-shorof saya dulu —grammar dalam bahasa Arab. Mas Huda, cum laude elektro UGM, juga pernah jadi dirut banyak anak perusahaan yang saya pimpin dulu.
Waktu mau pulang, santri-santri SMK yang dari tim sepeda motor listrik Take-Run minta foto bersama. Saya langsung pulang ke Surabaya. Empat hari kemudian saya positif Covid-19. Misbahul Huda juga.
Saya langsung minta agar semua peserta rapat diberi tahu. Agar bisa ambil langkah sendiri-sendiri yang benar. Mas Huda juga rajin berolahraga. Kami saling tukar informasi soal penderitaan ini. Tapi saya juga terus kepikiran: kental, gumpal, atau cendol. Yang mana yang lebih tepat. (dahlan iskam)