TASIK – Status Kota Tasikmalaya kini sudah berubah menjadi zona oranye dalam status kerawanan penularan Covid-19. Meski demikian, hal itu tidak mengubah kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Kota Tasikmalaya Drs H Ivan Dicksan mengatakan pihak Provinsi Jawa Barat sudah mengeluarkan hasil analisa terbarunya. Kota Tasikmalaya yang sebelumnya zona merah, kini sudah membaik. “Alhamdulillah sekarang kita zona oranye,” ungkapnya kepada Radar Tasikmalaya, Selasa (12/1).
Meskipun sudah lebih baik, namun PSBB Proporsional atau Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan tidak dicabut begitu saja. Pihaknya tetap mengantisipasi berbagai potensi penularan. “Tapi tentu kita akan evaluasi juga, untuk menentukan langkah selanjutnya,” tuturnya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya (Radar Cirebon Grup).
Begitu juga dengan pembelajaran tatap muka, pihaknya masih belum melihat ada peluang untuk dilaksanakan. Namun hal itu akan dikaji dengan menyesuaikan situasi terbaru. “Jadi sekolah-sekolah tetap perlu berupaya mempersiapkan, mudah-mudahan kondisi ke depan semakin baik,” tuturnya.
Selain pendeteksian pasien positif, pihaknya juga akan lebih intens memberikan pemahaman kepada masyarakat. Karena bagaimana pun kunci dari penanganan Covid-19 ini ada pada kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. “Apalagi kita masuk 4 besar governance (pemerintahan) terbaik dalam penanganan Covid-19,” katanya.
Terkait indikator penilaian zona sendiri ada di tingkatan pemerintah provinsi. Mereka mengolah berbagai data laporan dari daerah dari mulai penambahan kasus, kesembuhan, ketersediaan isolasi dan data lainnya. “Itu dianalisis oleh tim ahli di provinsi,” ujarnya.
Terlepas dari itu, tingkat kesembuhan pasien positif di Kota Tasikmalaya pun semakin membaik. Sehingga jumlah pasien aktif kian menurun meskipun masih ada penambahan kasus. “Saat ini jumlahnya sudah di bawah 500,” kata Ivan.
Berdasarkan data Satgas, sampai Selasa pagi jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya mencapai 2.561. Namun dari jumlah tersebut, hanya 464 pasien saja yang masih berstatus aktif dan menjalani proses isolasi.
Beberapa waktu lalu, penambahan pasien sempat mengalami lonjakan signifikan. Tepatnya pada Minggu pagi (10/1) di mana tercatat ada 115 pasien baru yang terkonfirmasi positif.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat menyebutkan lonjakan tidak sama dengan yang terjadi sebelumnya. Sebagaimana diketahui, di Kota Tasikmalaya sempat ada lonjakan karena ada klaster di komplek tertentu. “Itu karena akumulasi, semuanya merupakan hasil tracing kontak erat,” tuturnya.
Jumlahnya cukup menonjol, kata Uus, karena hasil pemeriksaan swab keluar bersamaan. Padahal itu akumulasi dari hasil pengambilan sampel dilakukan selama beberapa hari. “Misalkan kita ambil sampel selama tiga atau empat hari, hasilnya keluar bersamaan jadi jumlahnya banyak,” katanya.(rga)