Pandemi Covid-19, Hubungan Indonesia-China Makin Mesra

Sabtu 16-01-2021,01:01 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA - Hubungan Indonesia dan China di tengah ketidakpastian global akibat pandemi virus corona (Covid-19) semakin dekat. Itu diperkuat dengan disepakatinya kerja sama di antara kedua negara untuk mengalahkan wabah tersebut. Tercatat, virus itu telah menginfeksi lebih dari 930 ribu orang dari kedua negara.

China termasuk negara pertama yang memasok vaksin Covid-19 bagi Indonesia. Kedua negara juga telah saling mendukung dalam pengadaan suplai alat kesehatan. Selain itu, China dan Indonesia juga aktif bertukar pengalaman terkait urusan medis dan diagnostik.

\"Meskipun permintaan akan vaksin terus meningkat, kami tidak segan menjawab kebutuhan Indonesia untuk memberikan vaksin kepada warga Indonesia. Ini menunjukkan hubungan persaudaraan antara kedua negara,\" kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina, Wang Yi di Jakarta, Kamis (14/1).

Wang Yi menegaskan, ke depan Cina akan melanjutkan kerja sama dengan Indonesia, terutama di bidang riset dan pengembangan serta mewujudkan misi Indonesia sebagai pusat produksi vaksin di kawasan.

\"Saya percaya bahwa masyarakat Indonesia dan China akan menjadi lebih kuat setelah Covid-19 dan hubungan kita akan tumbuh semakin tangguh setelah Covid-19,\" ujarnya.

Sampai hari ini, total 3 juta dosis vaksin corona buatan perusahaan Cina, Sinovac Biotech Ltd, telah tiba secara bertahap di Indonesia. Kedatangan pertama vaksin itu berlangsung pada Desember 2020, sedangkan yang kedua tiba di Tanah Air pada Januari tahun ini. Rencananya, pemerintah akan menambah pesanan 122,5 juta dosis vaksin jenis tersebut.

Vaksin buatan Sinovac juga menandai peluncuran program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air, dengan Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama di Indonesia yang disuntik vaksin tersebut pada Rabu (13/1/2021), setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengumumkan efikasi vaksin tersebut mencapai 65,3 persen.

Sementara itu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan, pertemuan dengan Menlu Cina, Wang Yi juga membahas sejumlah kerja sama bilateral mengenai perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan dan riset, vaksin, e-commerce, intelegensi artifisial (kecerdasan buatan) serta pertukaran budaya dan masyarakat.

\"Pemerintah China akan menindaklanjuti permohonan Indonesia agar ada peningkatan akses pasar untuk buah tropis, produk perikanan dan seafood, serta sarang burung walet dan penambahan impor batu bara dari Indonesia.\" kata Luhut.

Selain itu, kata Luhut, Menlu Wang Yi juga akan ikut mendorong keterlibatan perguruan tinggi China dalam pengembangan Pusat Konservasi, Penelitian dan Inovasi Tanaman Obat China-Indonesia di Humbang Hasudutan, Sumatera Utara.

\"Pusat ini bisa kaya sekali dengan herbal yang berjumlah 30.000 spesies lebih, saya berharap dukungan dari Zhejiang University, Yunnan University, dan Pusat Riset Unggulan di Bidang Tanaman Obat dan Industri Terkait,\" terangnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, proyek pengembangan Tsinghua South East Asia Center di Pulau Kura-Kura, di Bali juga menjadi perhatian Pemerintah China.

\"Harapannya agar Pemerintah China dapat mendorong para profesor dan pakarnya melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua South East Asia Center dan agar perusahaan teknologi seperti Huawei, dan Tencent ikut berinvestasi di sana,\" pungkasnya. (der/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait