Griya Hidroponik Cirebon Bangun Wisata Edukasi Tanaman Sehat

Jumat 22-01-2021,11:03 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Banyak cara dilakukan saat pandemi Covid-19. Salah satunya adalah bercocok tanam di lahan sempit. Lahan yang sempit bisa dimanfaatkan dengan metode menanam secara hidroponik, tanpa pestisida dan tentunya menghasilkan produk sehat.

Laporan: Abdullah dari Cirebon

PERTANIAN dengan konsep hidroponik saat ini sedang menjadi buming. Tapi di Cirebon, masih sedikit yang menjadikan hidroponik sebagai wisata edukasi agronomi. Adalah Griya Hidroponik, menghadirkan edukasi wisata agro hidroponik.

Nugrah Trihadi, pengelola Griya Hidroponik Cirebon menjelaskan, berdiri pada Desember 2020, griya tersebut menjadikan sebagai bisnis dan inovasi, bahwa Cirebon panas pada musim kemarau tapi bisa menanam tanaman hidroponik. Dirinya bekerja sama dengan tim dari alumni Institut Pertanian Bogor (IPB), membantu pengelolaan tanaman hidroponik.

“Niat kami, ingin membangun pasar hidroponik. Masyatakat bisa datang langsung dan bisa melihat green house, membeli sayuran dengan cara timbang, dan lakukan pembayaran,” katanya.

Dirinya memilih konsep hidroponik karena sayuran yang ditanam bebas hama dan pestisida. Contoh sayuran kangkung, pada saat ditanam secara konvensional, maka 20-30 persen tersortir hilang. Sedangkan hidroponik bisa 100 persen tanpa sortir.

Griya Hidroponik yang ada di atas luas green house sekitar 600 meter persegi, dengan lubang tanam 12 ribu. Jenis sayuran hidroponik yang ditanam saat ini ada 10 jenis. Jenis sayurannya pakcoy, pagoda, caisin, kailan, bayam hijau, kangkung, bayam merah, selada hijau, kalbe, hingga lola rosa. Managemen tanam yang dilakukan bisa tersedia setiap hari. Dirinya mengakui, tanaman hidroponik belum bisa masuk semua segmen karena saat ini masih level menengah ke atas.

2

Untuk mengembangkan pangsa pasar, Griya Hidroponik memilih strategi menyebar brosur, masuk pasar modern, meski belum bisa bekerja sama karena masih mengambil hidroponik dari Bandung. Tapi, dia berharap, pasar modern bisa mengakomodir petani lokal.

Dirinya juga menjelaskan, sayuran jeni kangkung cukup kuat kesegarannya. Berbeda dengan kangkung biasa, begitu dipanen tidak cukup kuat lama dan gampang layu. Tapi hebatnya kangkung hidroponik, kalau malam tegak lurus, tidak seperti siang hari.

Selain sayuran, Griya Hidroponik sedang mencoba melon dan tomat cerry, daun mint, marquisa. Terhitung, sejak Desember sampai sekarang, sudah lima kali panen. Pihaknya juga menjelaskan, setiap hari Sabtu, memiliki program tanam benih sebanyak 3 ribu. Termasuk tanaman bayam diperbanyak untuk menghasilkan sayuran berkualitas.

“Harus rutin melalukan treatment,” ujarnya.

Sejak pertama kali panen hingga sekarang, Griya Hidroponik segmen pasarnya masih di kalangan ibu-ibu. Pemasaran bisa dikakukan secara online. Griya Hidroponik memiliki kurir khusus mengantar sayuran ke alamat pemesan.

“Timbangannya per 250 gram. Seperti bayam, bisa 5 lubang dan tergantung jenis sayuran lain,” bebernya.

Hidroponik bukan tanpa tantangan. “Tantangan kita adalah sinar matahari. Maka, perlu perhatian ekstra sehingga menghasilkan sayuran yang berkualitas dan sehat,” ungkapnya. (abd/adv)

Tags :
Kategori :

Terkait