Permadi Arya menulis itu sebagai respon terhadap kasus-kasus lama soal warga yang melarang tradisi sedekah laut yang dianggap syirik.
Begitu pun narasi yang tersebar soal gerakan kampanye Selasa Kebaya adalah gerakan pemurtadan terselubung. Demikian juga adanya spanduk terkait haramnya wayang kulit.
Tokoh Nahdatul Ulama (NU), Akhmad Sahad ikut bersikap atas cuitan itu.
“Twit @ermadiaktivis1 yang bilang Islam sebagi arogan ini ngaco banget,” tulis Akhmad Sahad di akun twitternya, Rabu (27/1).
Sahad menilai apa yang dituduhkan Permadi Arya tidak bisa dibenarkan. Sebab ada juga Islam yang menantang pengharaman terhadap kearifan lokal. Dia berikan contoh Islam yang dianut NU.
“Memang ada aliran Islam tertentu yang haramkan tradisi lokal, tapi muslim yang menentang aliran tersebut banyak sekali. Paham keislaman NU justru sangat ramah dengan tradisi lokal. Menyebut Islam arogan itu koplak!” ujar Akhmad Sahad. (dal/fin)