JAKARTA - Sejumlah daerah dilanda banjir di awal tahun 2021. Pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan hingga saat ini belum ada laporan tentang kelangkaan pasokan pangan akibat bencana banjir.
Seperti diketahui, musibah banjir yang terjadi di beberapa daerah seperti Subang, Demak, Indramayu, dan Gresik, membuat tempat tinggal dan areal persawahan terendam air.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra mengatakan, sampai saat ini pihaknya terus memonitor perkembangan terkini dari sentra-sentra produksi pangan. Sejauh ini pasokan bahan pangan masih lancar.
“Sementara itu untuk saat ini untuk bahan-bahan pokok memang kita belum mendapatkan informasi adanya kekurangan pasokan atau penurunan pasokan,\" ujar Syailendra kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (8/2).
Menurutnya, ada beberapa daerah penghasil pangan yang dijadikan patokan Kemendag terkait pasokan bahan pangan, beberapa daerah itu antara lain Banyuwangi, Kediri, Blitar dan Malang.
“Jadi biasanya kita pantau indikatornya daerah-daerah itu, kalau tanam mereka kemarin masih aman di atas 2.000 hektare, Insya Allah sih aman,\" jelas Syailendra.
Sementara untuk komoditas cabai, diakuinya saat ini harga relatif tinggi di pasaran. Namun demikian, hal ini bukan disebabkan pasokan yang terganggu, melainkan karena masa panen yang belum masuk.
“Untuk cabai kita ketahui nanti sekitar Maret atau April baru mulai panen betul kan mereka. Saya belum dapat laporan Banyuwangi itu kena bencana apa enggak, sebab Banyuwangi itu tolak ukur yang cukup lumayan besar itu untuk cabai,\" ungkap Syailendra.
Ia menambahkan, sejauh ini prognosa dari Kementerian Pertanian (Kementan) terkait kondisi produksi tanaman pangan cukup bagus dan belum ada laporan adanya defisit pangan.
“Kalau yang lain kondisinya juga masih bagus seperti beras. Prognosa teman-teman Kementan masih tinggi, jadi cukup aman. Kalau ketersediaan cukup aman,” ucapnya.
Terpisah, Pakar Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas mengatakan, dari sisi ketersediaan stok pangan khususnya di musim hujan, diyakini olehnya tidak ada masalah.
Ia mengacu pada pemaparan Bulog beberapa waktu lalu, di mana disebutkan stok bahan pangan khususnya beras, tersedia cukup aman hingga beberapa bulan ke depan.
Namun demikian, kata dia, hal yang mesti diperhatikan justru peningkatan biaya produksi oleh petani pada musim hujan seperti ini. Padahal di sisi lain, tidak ada kenaikan Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditetapkan untuk produk pangan strategis khususnya beras.
“Beberapa produk hortikultura memang perlu jadi perhatian, tapi kalau misal terjadi kenaikan harga ya pemerintah jangan mengintervensi terlalu dalam. Karena musim basah ini biasanya yang relatif agak terganggu itu hortikultura karena kan dia tetap harus dipupuk,\" ujar Andreas.
Sebagaimana diketahui, ketersediaan stok dan distribusi bahan pangan sangat memengaruhi harga di pasaran. Sementara itu, harga pangan pokok seperti cabai hingga bawang, sangat memengaruhi tingkat inflasi di dalam negeri.