Dua Desa Nyaris Tawuran

Senin 12-08-2013,10:24 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

** Buntut Seorang Pemuda Tewas Dikeroyok saat Malam Takbiran   MAJALENGKA - Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1434 H di Kabupaten Majalengka nyaris tawuran. Ironisnya ketegangan itu terjadi antara dua desa bertetangga. Yakni Desa Leuweunghapit, Kecamatan Ligung dan Desa Lojikobong, Kecamatan Sumberjaya. Ketegangan berlangsung setelah salah satu warga Blok Kamis, RT 02 RW 03, Desa Leuweunghapit, yakni Ricky Suhendi (18) bin Mulyono tewas akibat dikeroyok oleh sekelompok pemuda Desa Lojikobong pada malam takbiran, Kamis (8/8) malam sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa tersebut berawal saat korban bersama rekannya melintas di Desa Lojikobong dengan tujuan membeli makanan dan pulsa di desa tersebut. Namun saat melintas di TKP yakni Desa Lojikobong, korban diteriaki oleh sekelompok pemuda desa setempat. Mengetahui ada yang meneriaki, korban menanyakan kepada pemuda tersebut maksud teriakan itu. Namun bukan jawaban yang didapat korban, melainkan pukulan yang menyebabkan salah satu korban tewas. Akibat aksi tersebut, kedua korban harus dirujuk ke RS Sumber Waras, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon untuk mendapatkan perawatan medis. Nahas bagi Ricky, diduga akibat menderita luka di bagian muka dan kepala bagian belakang yang cukup parah, korban akhirnya tewas tidak lama setelah dilarikan ke rumah sakit tersebut. Sementara teman almarhum, yakni Casman (18) bin Warnita, warga RT 02 RW 01 Desa Leuweunghapit, Kecamatan Ligung, mengalami luka lebam di bagian wajah dekat mata, sebelum akhirnya diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan intensif di RS Sumber Waras. Mengetahui ada warganya yang meninggal, kondisi di dua desa pun memanas. Bahkan beredar isu akan ada serangan dari warga Desa Leuweunghapit, untuk membalas dendam atas kematian Ricky. Klimaksnya terjadi pada Jumat (9/8) malam lalu setelah warga Desa Lojikobong terprovokasi oleh isu bahwa warga Leuweunghapit akan melakukan penyerangan. Isu tersebut ditanggapi warga di Desa Lojikobong dengan memperingatkan masyarakat untuk bersiap-siap dengan menggunakan pengeras suara dan memukul kentongan. Beruntung sebelum terjadi tawuran, petugas dari Polres Majalengka dan Kodim 0617 bisa menenangkan kedua belah pihak. Keesokan harinya yakni Sabtu (10/8), untuk meredam ketegangan di dua desa tersebut, digelar pertemuan untuk mencari kesepakatan di Balai Desa Lojikobong, Kecamatan Sumberjaya. Pertemuan yang dimediasi oleh Polres dan Kodim 0617 itu dihadiri aparat desa berserta tokoh masyarakat, Muspika Sumberjaya dan Ligung serta perwakilan pemuda. Pertemuan tersebut menghasilkan tiga poin kesepakatan, di antaranya kedua belah pihak siap menjaga keamanaan serta ketertiban masyarakat dalam rangka kondusivitas wilayah. Selain itu, pihak keluarga pelaku pengeroyokan juga bersedia untuk memberikan santunan kepada keluarga korban, baik yang meninggal maupun luka-luka. “Dalam pertemuan ini, ditandatangani surat kesepakatan bersama di atas materai bahwa siap menghentikan ketegangan di dua desa ini. Ini diikuti oleh aparat desa dengan para tokoh dari masing-masing desa yang bersangkutan,” kata Kapolres Majalengka AKBP Bulang Bayu Samudra, diiyakan Dandim 0617 Majalengka Letkol Inf Togu Parmonangan SIP. Sementara itu, Kapolsek Ligung AKP Rasja mengakui bahwa pada Jumat (9/8) malam lalu sempat terjadi ketegangan antara warga dari kedua desa itu. Hal tersebut dipicu dari adanya kesalahpahaman warga Desa Lojikobong yang menganggap warga Desa Leuwenghapit akan melakukan penyerangan. “Tapi alhamduillah, akhirnya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan setelah mereka diberi arahan. Terlebih kedua belah pihak menyepakati untuk menghentikan pertikaian,” tambah kapolsek. (ono)  

Tags :
Kategori :

Terkait