PUNCAK arus balik Lebaran, Sabtu hingga Senin (10-12/8) kemarin, sepertinya menjadi kesempatan yang tidak dilewatkan oleh sejumlah awak bus antar kota antar provinsi (AKAP) untuk menaikkan tarif secara tidak wajar. Termasuk bus jurusan Indramayu-Jakarta yang menaikan tarif hingga 100 persen. Padahal toleransi yang ditetapkan pemerintah tidak boleh lebih dari 30 persen sejak kenaikan harga BBM bersubsidi. Data yang diperoleh Radar, tarif bus non-AC yang biasanya Rp35 ribu naik menjadi Rp75 ribu sampai Rp80 ribu per penumpang. Sedangkan bus AC dari Rp60 ribu menjadi Rp120 ribu per penumpang. Melonjaknya tarif tersebut terbilang tinggi mengingat pada arus mudik sebelumnya, kenaikan kurang dari 60 persen. “Waktu pulang mudik, Jakarta-Indramayu masih sembilan puluh ribu pakai bus AC. Sekarang malah naiknya gila-gilaan,” kata Budi (32) salah seorang calon penumpang kepada Radar, kemarin. Parahnya, lanjut dia, meski ada kenaikan harga, tak ada penambahan fasilitas atau pelayanan dari pihak pengelola bus. Semuanya sama dengan pelayanan pada hari-hari biasa. Bahkan, calon penumpang terpaksa harus berdesak-desakan karena tidak mendapat tempat duduk. Sementara itu, menurut Sutarjo, salah satu petugas Organda di shelter bus Karangsinom mengungkapkan, peningkatan jumlah calon penumpang yang akan berangkat ke wilayah Jabodetabek mencapai puncaknya pada hari Minggu (11/8). Jumlahnya mencapai ribuan orang. Mereka umumnya adalah para pekerja di sektor informal seperti buruh pabrik dan pedagang kaki lima. Bahkan beberapa di antara mereka merupakan para pencari kerja yang hendak mengadu nasib di kota besar. Kendati terjadi lonjakan, seluruh calon penumpang dapat terangkut dan tidak sampai menunggu lama untuk mendapatkan bus. (kho)
Tarif Bus AKAP Melonjak
Selasa 13-08-2013,15:25 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :