MYANMAR - Rakyat Myanmar terus melakukan perlawanan pada kudeta militer. Bahkan dengan alat seadanya. Sebagian polisi juga membelot dan bergabung dengan warga melawan Junta Militer.
Media lokal, The Irrawaddy melaporkan, jumlah polisi yang beralih pihak telah meningkat menjadi lebih dari 100.
Kelompok pertama desersi petugas polisi terjadi di Loikaw, ibu kota negara bagian kaya terkecil di negara itu. Itu terjadi selama pekan pertama protes anti-kudeta.
Rekaman gerakan dramatis ketika 49 petugas polisi memprotes dilindungi oleh para pengunjuk rasa diunggah di media sosial oleh kantor berita Kantarawaddy Times yang berbasis di Loikaw pada 10 Februari.
Penjabat Kolonel Polisi Tin Min Tun dari Departemen Kepolisian Yangon adalah perwira tertinggi yang membelot, bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil pekan ini.
Dalam pesan video yang dikirim ke media lokal lainnya, Mizzima News, Tin Min Tun mengatakan polisi dan tentara telah melewati garis merah. Dia mengutip pembunuhan pengunjuk rasa anti-kudeta di kota Okalapa Utara Yangon pada Rabu (3/3).
\"Orang-orang di Okalapa Utara adalah warga sipil tak bersenjata yang secara damai menuntut pemulihan demokrasi. Mereka kebanyakan adalah pemuda yang membela hak-hak mereka,\" katanya dalam video itu seperti dikutip laman Anadolu Agency, Ahad (7/3).
\"Apakah kalian tidak merasa malu karena membunuh orang-orang ini? Kalian bertingkah lebih buruk daripada yang kalian lakukan di medan perang,\" ujarnya menambahkan. (yud)
Baca juga:
- Pria Diduga Geng Motor Tewas Tabrak Truk, Bawa Senjata Tajam Diselipkan di Perut
- SBY Kena Karma? Viral Pengakuan Gus Dur Digulingkan Muhaimin yang Dibantu Pemerintah