PEMERINTAH akan menjaga laju penyuntikan vaksin COVID-19. Sebab, jumlah vaksin masih terbatas. Peningkatan vaksinasi baru akan terjadi pada semester kedua 2021.
“Kita mesti sadari sampai Juni hanya sekitar 80 sampai 90 juta dosis vaksin yang akan diterima atau sekitar 24 persen dari kebutuhan. Sehingga kita mesti menjaga ekspektasi masyarakat agar tidak terlampau tinggi untuk bisa segera disuntik,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (8/3).
Dia menegaskan saat ini proses vaksinasi tidak bisa dilakukan pada banyak orang. Hal ini karena keterbatasan pasokan vaksin. Indonesia baru memiliki sekitar 24 persen dari sekitar 400 juta dosis vaksin yang dibutuhkan. Jumlah itu untuk mencapai target vaksinasi 181.554.465 penduduk Indonesia agar tercapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
“Laju penyuntikan harus dijaga. Kita tidak akan buru-buru naik ke satu juta. Karena nanti habis vaksinnya dalam dua minggu. Padahal kita masih punya dua bulan,” urainya Budi.
Sisa dosis vaksin yang dibutuhkan untuk mencapai target vaksinasi akan tiba pada semester kedua 2021. Setelah itu, suntikan vaksin COVID-19 akan naik signifikan dalam periode tersebut.
Sambil menunggu pasokan dosis tiba, saat ini pemerintah terus berlatih agar mampu meningkatkan ritme penyuntikan vaksin COVID-19. Tujuannya memastikan tercukupinya jumlah petugas vaksin dan tempat vaksinasi. “Nanti pada saat semester kedua akan naik. Malah harus di atas satu juta. Mungkin sampai satu setengah juta suntikan per hari,” tegas Budi.(fin)