Diplomat AS Dan China Bertemu Pekan Depan, Langsung Bahas Genosida Muslim Uighur

Jumat 12-03-2021,20:30 WIB
Reporter : Tatang
Editor : Tatang

JAKARTA - Isu genosida Muslim Uighur oleh pemerintah China terus bergulir menjadi di dunia internasional. Amerika Serikat akan membahas masalah ini langsung dengan China.

Dilaporkan Kantor Berita RMOL, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan akan bertemu dengan Direktur Kantor Komisi Pusat Luar Negeri China Yang Jiechi dan Anggota Dewan Negara Wang Yi pada 18 Maret mendatang di Alaska.

Gedung Putih mengatakan, perwakilan kedua negara akan memasukkan isu genosida umat Muslim Uighur di wilayah otonom Xinjiang barat laut China dalam pertemuan tersebut.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki pada konferensi pers hari Kamis (11/3) waktu setempat.

\"Saya tahu bahwa menangani genosida terhadap Muslim Uighur adalah sesuatu yang akan menjadi topik diskusi langsung dengan China minggu depan,\" ujarnya, seperti dilansir RMOL dariAnadolu Angency, Jumat (12/3).

\"Posisi Amerika Serikat yang pasti adalah bahwa apa yang terjadi adalah genosida, dan kami akan mencari peluang untuk bekerja dengan mitra lain untuk memberikan tekanan tambahan pada China.

“Tapi kita juga akan angkat secara langsung dan akan menjadi topik pembahasan minggu depan,” imbuhnya.

2

Baca juga:

Pelaku Pencabulan Dua Sekretaris Ini Disunat di Dalam Tahanan

Hasil Liga Europa – Manchester United Vs AC Milan, Berkat Gol Dramatis Kjaer

Sebelumnya, pada hari Selasa (9/3), Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan AS belum mengubah penilaiannya bahwa ada genosida terhadap Muslim Uyghur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.

Ketika ditanya apakah genosida sedang berlangsung, Price menjawab: \"Kami tidak melihat apa pun yang akan mengubah penilaian kami.\"

Wilayah Xinjiang adalah rumah bagi sekitar 10 juta orang Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.

Pejabat AS dan PBB telah mengatakan, bahwa hingga 1 juta orang, atau sekitar 7 persen dari populasi Muslim di Xinjiang, telah ditahan dalam jaringan kamp \'pendidikan ulang politik\' yang meluas. (*/RMOL)

Tags :
Kategori :

Terkait