CIREBON - Pihak komunitas GBR meminta masyarakat untuk mengedepankan asas praduga tak bersalah terhadap anggotanya. Hal itu menanggapi peristiwa keributan yang terjadi di depan gedung BAT Jl Pasuketan, Kota Cirebon, beberapa waktu lalu.
Rudi selaku Ketua GBR distrik Cirebon kepada radarcirebon.com menerangkan, sebelum peristiwa keributan, komunitas GBR rolling keliling Cirebon usai menghadiri kegiatan ulang tahun di daerah Tangkil, Kabupaten Cirebon.
\"Jadi kejadian sebenarnya sesuai fakta di lapangan bahwa kegiatan rolling ulang tahun ke-3 GBR distrik Cirebon masuk rangkaian agenda kegiatan bakti sosial di daerah Tangkil, Kabupaten Cirebon. Selama rolling, kami mengutamakan faktor keselamatan lalu lintas dan prokes ketat Covid-19. Adapun kerumunan itu terjadi di luar dugaan dan ekspektasi kami, karena ternyata antusias dari basis-basis lain pada hari ulang tahun ke-3 sangat tinggi dan ikut bergabung pada jam yang memang sudah ditentukan,\" terangnya.
Usai kegiatan, Rudi mengaku telah menginstruksikan anggotanya untuk menjaga kondusifitas keamanan Cirebon.
\"Kepada rekan-rekan, saya sudah imbau untuk menjaga kondusifitas setelah kegiatan selesai. Kami juga melarang anggota membawa senjata tajam, narkoba dan selalu memakai masker untuk menjaga prokes Covid-19. Mengenai insiden yang terjadi di BAT tersebut kami mengutamakan asas praduga tak bersalah. Akan tetapi kami berpegang pada fakta insiden yang sebenarnya,\" ujarnya.
Rudi menjelaskan, peristiwa keributan yang terjadi di depan BAT dipicu dengan dirampasnya bendera GBR olah orang tak dikenal.
\"Bahwa kejadian itu bermula saat rombongan melintas ke BAT Jl Pasuketan, Kota Cirebon, bendera komunitas kami direbut oleh orang tak dikenal (OTK) dengan membawa sajam jenis pisau. Pelaku diduga adalah anggota komunitas lain yang memang areanya di daerah BAT,\" jelasnya.
Masih kata Rudi, anggota terlibat keributan akibat terprovokasi perampasan bendera tersebut.
\"Karena terpancing, akibatnya terjadi adu mulut, lalu terjadilah keributan secara spontanitas dan tanpa di sengaja oleh anggota,\" katanya.
Rudi menegaskan, komunitas GBR mengajarkan kekompakan solidatitas dan disiplin serta tanggung jawab.
\"Saya mewakili dan atas nama GBR yang merupakan bagian elemen pada umumnya di masyarakat memiliki prinsip-prinsip dasar yang dipegang teguh bersama. Persamaan hobi otomotif menjadikan kami keluarga besar. Di dalam GBR mengajarkan kekompakan, solidaritas dan disiplin serta tanggung jawab. Adapun perihal ada warga yang merekam video lalu kami marahin itu bukan kejadian sebenarnya, akan tetapi itu oknum kelompok lain yang ingin menjatuhkan nama baik kami. Kami sudah siap dengan segala konsekuensinya,\" tegasnya.
Karena itu, Rudi meminta agar informasi yang didapat dan diberitakan seimbang dan adil terkait insiden tersebut.
\"Kami juga adalah bagian dari masyarakat yang seharusnya diarahkan dan difasilitasi atas kegiatan dan hobi. Kami punya hak berkumpul, bersosialisasi dan mengekspresikan diri dengan hobi otomotif, bermotor bukan kriminal. Kami hanya bersenang-senang di jalan, tidak ada niat kami berperang saat kami berkumpul. Namun, yang terjadi di masyarakat terlalu kental bahwa kami dianggap sampah yang bukan bagian dari masyarakat. Perlu diketahui banyak senior kami yang sukses atas karakter disiplin, berani dan bertanggung jawab saat mereka seperti kami dulu. Dan hingga kini para senior tidak meninggalkan kami, mereka mendampingi kami dengan keras untuk tetap bertanggung jawab bekerja, kuliah, sekolah,\" pungkasnya. (rdh)