Penetapan Nomor Urut Cabup Cirebon Nyaris Ricuh

Kamis 15-08-2013,10:37 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

**Pasangan Calon Sambut Antusias Hasil Undian   CIREBON - Penentuan nomor urut pasangan calon bupati dan wakil bupati Cirebon yang berlangsung di asrama haji, Rabu (14/8) siang nyaris ricuh. Cawabup yang diusung PDIP, H Tasiya Soemadi Al Gotas mengamuk lantaran tidak diizinkan membawa massa lebih dari 20 orang di dalam forum. Pantauan Radar di lokasi, Gotas yang juga ketua DPRD Kabupaten Cirebon itu, menyampaikan kemarahannya kepada sejumlah petugas yang melakukan pengamanan di lokasi. “Berdasarkan peraturan yang kami buat, jumlah massa yang boleh masuk di dalam forum sebanyak 20 orang. Itu pun harus menggunakan ID Card. Ini sudah kesepakatan,” tegas salah satu petugas yang memberikan penjelasan kepada Gotas. Namun, pernyataan petugas kepolisian itu, tidak digubris ketua DPC PDIP tersebut. Gotas bersikukuh agar massa, baik kader dan simpatisan PDIP dapat masuk semua ke ruangan pengundian nomor urut. Merasa tidak puas, Gotas pun mencari Kapolres Cirebon untuk dapat memberikan penjelasan secara gamblang. Selang beberapa menit, kapolres menghampiri calon wakil bupati tersebut dan berusaha menjelaskan. Tapi semuanya sia-sia. Kalimat yang diutarakan kapolres yang sama dengan salah satu petugas, tidak direspons. Justru Gotas memaksa masuk ke forum tempat pengundian nomor dengan jumlah massa lebih dari 20 orang. Dia juga mengungkapkan kekesalannya. Dengan berdalih bahwa ini adalah gedung rakyat dan siapa pun boleh masuk ke dalam gedung tersebut. “Saya ketua DPRD dan saya yang akan bertanggung jawab kalau terjadi keributan dan kericuhan,” tegas dia dengan nada marah. Di hadapan ratusan massa dan petugas kepolisian, Gotas mengaku jumlah massa yang dibawa sudah mendapat izin dari Kapolres Cirebon AKBP Irman Sugema. “Saya sudah dapat izin dari kapolres melalui telepon genggam. Kalau membawa massa 100 orang, tapi dikali 6,” terang Gotas sambil melangkahkan kakinya ke ruang pengundian nomor urut. Meski nyaris terjadi kericuhan, pengambilan nomor urut pasangan calon yang diikuti ratusan massa dari enam pasangan calon berlangsung kondusif, sebab, hanya 20 orang yang di-ACC masuk ke ruangan menggunakan ID Card, sedangkan sisanya berada di luar ruangan. Pantauan Radar, petugas hanya mengizinkan 20 orang pendukung pasangan calon yang dapat masuk ke dalam Asrama Haji Watubelah dengan menunjukkan kartu pengenal undangan yang dikeluarkan KPUD Kabupaten Cirebon. Selain di asrama haji, petugas juga tampak berjaga-jaga di sepanjang jalan raya Watubelah, mengantisipasi kericuhan antarpendukung maupun tindak kriminal lainnya. “Mengingat kapasitas gedung, maka para pendukung yang masuk ke dalam gedung kami batasi. Untuk personel yang dilibatkan dalam pengamanan ini sebanyak 400 orang dibantu personel Polres Kuningan. Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar dan kondusif tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan,\" ujar Kapolres Cirebon Kabupaten AKBP Irman Sugema SH SIK kepada Radar, kemarin (14/8). SEMUA YAKIN MENANG Berdasarkan hasil pengundian di Asrama Haji Watubelah, Kecamatan Sumber, pasangan yang maju dari jalu independen, Insyaf-Darusa mendapat nomor urut 1. Seluruh pendukungnya pun menyambut antusias. Menurut Moh Insyaf Supriyadi, banyak makna di balik angka 1 yang bisa membawa arah positif. Sesuai wasilah Habib Jafar Alkaf yang menjadi guru spiritualnya, bahwa nomor 1 akan membawa kemenangan. “Alhamdulillah, kami mendapatkan nomor 1, semoga ini awal yang positif,” terangnya. Sementara pasangan Sunjaya-Gotas (Jago) yang mendapat nomor urut 2, menyambutnya dengan senang hati. Ketua Tim Pemenangan Pasangan Jago, Emon Purnomo menjelaskan, angka 2 sudah menjadi keinginan kader dan tim pemenangan. Alasannya, berdasarkan filosofi, angka 2 akan membawa kemenangan. “Angka 2 itu berarti 2 putra terbaik Kabupaten Cirebon siap membawa angin perubahan yang cukup signifikan,” jelasnya. Gotas juga tak kalah senang. “Angka 2 bermakna luas. Semoga angka 2 menjadi awal yang baik untuk pasangan Jago dalam memenangkan pemilukada,” tuturnya. Pasangan Cabup Mohamad Luthfi-Ratu Arimbi yang mendapatkan nomor urut 3 mengaku senang. Menurut Kang Luthfi, dirinya meminta kepada Allah SWT mendapatkan nomor yang menang. “Dan dikasihnya nomor 3,” ucapnya didampingi Ketua Dewan Syuro PKB Kabupaten Cirebon KH Luthfi El Hakim, Ketua Tanfidziyah PCNU Kab Cirebon KH Ali Murtadlo dan Wakil Ketua PCNU Habib Abu Tolhah Nawawi. Dikatakan, nomor urut 3 merupakan angka keberuntungan dan melanjutkan kemenangan. Di mana, pasangan Jokowi dalam Pilgub DKI Jakarta yang lalu mendapatkan nomor 3 dari 6 pasangan calon. Begitu juga pasangan Cagub Jateng Ganjar Pranowo yang mendapatkan nomor urut 3. “Jadi ini (nomor urut 3, red) merupakan angka keberuntungan dan melanjutkan kemenangan. Saya yakin menang satu putaran,” papar Kang Luthfi. Nomor urut 3 ini juga dikehendaki oleh Sultan Kanoman XII, Sultan Raja Mochamad Emirudin. “Nomor 3 adalah angka keramat dalam perhitungan kami. Apalagi Gusti Sultan sudah lama menyimpan rahasia ini hingga menjelang detik terakhir,” kata Pangeran Patih Raja Mochamad Qodiran semringah. Bagaimana dengan pasangan H Qomar dan H Subhan? Menurut Qomar, semua angka itu baik dan akan membawa kemenangan bagi siapa pun yang mendapatkannya. Terpenting adalah dengan angka 4 ini mampu membawa perubahan di Kabupaten Cirebon ke arah yang lebih baik. “Nomor 4, Marhaban pasti menang,” tuturnya. Bagi Qomar, angka tidaklah masalah, utamanya yang memanggil H Qomar dan H Subhan untuk mengambil nomor urut adalah bupati yang masih menjabat. Artinya, secara tidak langsung Bupati Dedi telah memberikan trah kekuasaan untuk periode mendatang kepada pasangan Marhaban. “Ini sudah menjadi pertanda baik, secara khusus Bupati Dedi memberikan kesempatan kepada kami untuk mengambil nomor urut,” paparnya. Sementara, nomor urut 5 menjadi milik pasangan Ason-Elang. Hasil ini sesuai dengan harapan dan keinginan kedua pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang diusung Partai Golkar dan PKS. Cawabup H Elang Kusnandar mengatakan, angka 5 merupakan berkah yang diberikan Allah SWT kepada pasangan Ason-Elang. Nomor 5 ini adalah awal yang baik untuk menuju proses kemenangan di pemilukada mendatang. “Kami sangat bersyukur mendapatkan nomor urut 5, semoga bisa menang dalam satu putaran,” katanya. Pasangan calon bupati Hj Raden Sri Heviyana-H Rakhmat SE yang mengantongi nomor urut enam menyatakan kegembiraannya. Menurut Heviyana, angka enam merupakan simbol kemenangan bagi pasangan Hebat (Heviyana-Rakhmat). Nomor enam ini memiliki berkah tersendiri. “Sangat mudah untuk menyosialisasikannya nanti. Pilih nomor enam, jangan lupa tanggal enam, untuk pilih pasangan Hebat,” paparnya. Sementara itu, Cawabup H Rakhmat SE mengaku senang dengan mendapatkan nomor urut enam saat pengundian. “Saya bangga mendapat nomor enam, karena sebagai simbol kemenangan pasangan Hebat saat pilkada, 6 Oktober berlangsung,” tukasnya. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Cirebon Iding Wahidin MPd menyampaikan lega karena penetapan nomor urut sudah terlaksana dan tidak menemui kendala berarti. “Alhamdulillah mereka lolos semua dan memenuhi syarat,” ujar Iding. Dikatakannya, verifikasi faktual yang sebelumnya dilakukan itu adalah di lapangan, bukan kelengkapan berkas pasangan calon secara utuh. Sebab, verifikasi faktual tersebut dilakukan oleh masing-masing tim. “Dari enam tim yang sudah disebar, kita selalu periksa ramai-ramai. Inikan pemeriksaannya melibatkan Polres, Kejaksaan, Pengadilan, Kesbanglinmas, Diknas dan Kemenang,” paparnya. Iding menjelaskan, dari pasangan cabup dan cawabup, tidak ada masalah terutama ijazah termasuk keterangan pensiun calon bupati yang diusung PDIP yakni H Sunjaya Purwadi. “Kita sudah buka publikasikan semua ke publik bahwa semua pasangan calon tidak ada yang bermasalah,” katanya. Dia juga mengungkapkan, telah mengundang semua pihak untuk verifikasi faktual termasuk panwaslu. Adapun mereka yang tidak hadir, berarti itu bukan masuk dalam urusan KPU lagi, karena pada prinsipnya, KPU sudah menyebar undangan. Ditambahkannya, telatnya undangan yang disebar kepada para calon bukan karena unsur kesengajaan, tapi ada perubahan jadwal, sehingga undangan pun harus dicetak ulang. (sam/jun/rdh)  

Tags :
Kategori :

Terkait