JEPARA - Suasana pesta lomban yang diadakan setiap Syawal di sekitar Pantai Kartini, Kabupaten Jepara, yang seharusnya meriah berubah tegang kemarin. Sebuah perahu bermesin Jonson berkekuatan sekitar 10 gross ton (GT) terbalik di dekat Dermaga Pulau Panjang tepat tengah hari sekitar pukul 12.00. Radar Kudus (Radar Cirebon Group) melaporkan, belum ada informasi pasti soal jumlah penumpang yang naik perahu yang dinakhodai Bakri, asal Gang Cucut, Kelurahan Jobokuto, Kecamatan/Kabupaten Jepara, tersebut. Sampai berita ini diturunkan, manifes penumpang dalam perahu itu belum ditemukan. Namun, menurut beberapa nelayan, perahu tersebut ditumpangi lebih dari 50 orang. Hingga pukul 17.30 kemarin, sebagaimana yang tertera di papan pengumuman RSU RA Kartini, jumlah penumpang yang ditemukan 42 orang. Delapan ditemukan meninggal, enam dirawat jalan, dan 28 orang dirawat inap. Sementara itu, dari pengaduan masyarakat yang merupakan keluarga korban, 14 penumpang belum ditemukan. Dengan demikian, diperkirakan total penumpang sekitar 56 orang. Berdasar data yang dikeluarkan RSU RA Kartini, tiga di antara delapan korban meningal masih anak-anak. Adapun korban yang dirawat inap di RSU RA Kartini berjumlah 28 orang. Menurut kesaksikan salah seorang korban yang selamat, Desyata Febahapri Fanyona (13), dirinya tidak mengira perayaan Syawalan tahun ini merupakan perayaan terakhir dirinya dengan kakaknya, Abibah Havriyan Yuna (16), yang menjadi korban meninggal dalam peristiwa itu. Pelajar asal Perumahan Bukit Asri, Kecamatan Jepara, tersebut menceritakan, sebelum perahu terbalik, dirinya naik bersama lima temannya dan sekitar 20 wisatawan lain dari Dukuh Ngemplak, Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Jepara, sekitar pukul 08.00. Dia bersama lima temannya masing-masing membayar Rp10 ribu. \"Saat berangkat, tidak ada masalah. Kondisi kapal normal. Sampai Pulau Panjang sekitar pukul 09.00,\" ungkapnya. Sekitar pukul 12.00, kapal yang sama menjemput untuk pulang melalui Pantai Kartini yang berjarak sekitar satu mil. Saat penjemputan, nakhoda maupun anak buah kapal membiarkan penumpang lain naik. \"Bentuk kapalnya kan memanjang. Kemudian, ada ruangan beratap. Saat pergi ke Pulau Panjang, atap itu tidak terisi. Saat mau kembali, depan, belakang, tengah, sampai atap kapal diisi penumpang. Nakhoda dan anak buahnya memaksakan bisa mengangkut penumpang sebanyak-banyaknya,\" paparnya. Desyata memperkirakan jumlah penumpang lebih dari 40 orang. Merasa jumlah penumpang sudah lebih dari cukup, nakhoda kapal kemudian melepas tali tambatan. Setelah berjalan sepuluh menit, nakhoda kapal memutar arah. \"Putaran pertama, tidak ada masalah. Saat putaran kedua, posisi kapal terbalik,\" ungkapnya. Setelah kapal terbalik, Desyata tidak ingat apa pun. \"Saat itu, saya pasrah. Tidak ingat apa pun. Sampai akhirnya saya ditolong nelayan. Tapi, siapa nelayan itu, saya tidak tahu,\" ujarnya. Setelah ditolong nelayan, selang beberapa menit, Desyata dialihkan ke tim Basarnas dan dinaikkan ke kapal patroli Polres Jepara. Dalam peristiwa itu, empat teman Desyata selamat. Sementara itu, kakaknya, Abibah Havriyan Yuna, meninggal. Saksi lain, nakhoda perahu lomban Safrul (35), mengungkapkan, saat itu dirinya hendak pulang dari Pulau Panjang. Dia melihat perahu jenis Jonson putih dengan bawah perahu berwarna hijau hendak meninggalkan Pulau Panjang. \"Kalau saya lihat, jumlah penumpangnya puluhan orang. Sangat tidak pas jika dinaikkan perahu Jonson. Sebab, perahu Jonson itu khusus untuk menangkap ikan, tidak untuk dinaiki penumpang segitu banyak,\" tegas warga RT 13/RW 1, Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan/Kabupaten Jepara, tersebut. Sebelum perahu terbalik, dia melihat perahu tersebut berusaha bertolak dari dermaga. Saat bertolak, perahu itu memutar arah. Putaran pertama berhasil. Tetapi, kondisinya sudah goyang. Saat putaran kedua itulah perahu terempas ombak dan akhirnya terbalik beserta puluhan penumpangnya. Melihat kondisi tersebut, Safrul langsung menolong korban. Menurut penuturan Nur Kholis (40) yang juga nakhoda perahu lain, perahu yang tenggelam saat itu berada di dekat perahunya. \"Saya melihat kondisi perahu sudah sangat kelebihan beban. Jenis perahu yang digunakan itu bukan perahu penumpang, tapi pencari ikan,\" terangnya. Saat kejadian tersebut, dia tidak pikir panjang dan langsung menolong korban. \"Saya menolong delapan orang. Empat orang kritis, satu meninggal, dan tiga selamat,\" jelas Kholis. Susanto, perawat di RSU RA Kartini, menjelaskan, korban meninggal karena pernapasannya terganggu lantaran air laut masuk ke tubuh. \"Saat dibawa ke rumah sakit, kondisi delapan korban sudah tidak bernyawa. Sementara itu, korban yang dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis berhasil ditolong semua,\" katanya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Lulus Suprayetno menjelaskan, pihaknya menerima aduan dari masyarakat bahwa ada 14 korban yang belum ditemukan. Pihaknya pun membuka dua posko utama, yaitu di RSU RA Kartini dan Dermaga Jepara, untuk menerima aduan dari warga. \"Pencarian korban terus dilakukan. Setidaknya sampai sepekan ke depan,\" tegasnya. Menurut dia, gelombang laut saat ini berubah-ubah. Pagi kemarin ombak tenang. Tetapi, menjelang siang sampai sore, cuaca memburuk. \"Kondisi arus di perairan sekitar Pulau Panjang lebih deras jika dibanding sekitar Pantai Kartini. Karena itu, seluruh nelayan kami imbau tidak beraktivitas di laut,\" tegasnya. Hal senada diungkapkan Koordinator Pos Basarnas Jepara Agung H.P. Menurut dia, berdasar informasi dari Badan Meteorologi, Kimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, kecepatan gelombang kemarin 2,5-3 knot dengan kecepatan angin 10-16 knot (mil per jam). \"Kondisi itu membuat Syahbandar Jepara tidak memperbolehkan aktivitas di laut,\" paparnya. (zen/lil/jpnn/c5/kim)
Syawalan Batal, Perahu Ikan Penuh Penumpang Terbalik Delapan Tewas
Jumat 16-08-2013,10:00 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :