JAKARTA-Ahli vaksin dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Profesor Sri Rezeki Hadinegoro menyatakan keluarga berperan penting membantu vaksinasi Covid-19 bagi lansia. Terutama dalam melakukan pendaftaran daring (online).
\"Sampai saat ini masih banyak peserta lansia belum ikut vaksin Covid-19. Karena lebih memilih menunggu dipanggil. Padahal pendaftaran saat ini menuntut peran aktif peserta vaksin. Di sini peran keluarga untuk membantu mendaftarkan,\" kata Sri di Jakarta, Minggu (21/3).
Dia menilai program vaksinasi Covid-19 dengan sasaran lansia di kota-kota besar sudah bagus. Baik sarana maupun akses seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya serta kota-kota besar lainnya. Namun tetap harus didukung peran aktif masyarakat. “Beberapa kasus tak ada yang bantu ngurus. Sebaiknya, anggota keluarga yang lebih muda ikut membantu,\" imbuh Sri.
Dia mengatakan masyarakat tak perlu khawatir adanya varian-varian baru virus Covid-19 yang sudah ditemukan di Indonesia. Semua virus pasti akan bermutasi.
“Dampak varian baru itu terhadap efek vaksin baru diketahui dalam jangka panjang. Yang jelas adanya varian tersebut jangan sampai menunda dan menghambat vaksinasi,\" papar Sri.
Terkait isu penggumpalan darah vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca, Sri mengatakan World Health Organization (WHO) sudah menyatakan aman.
\"Penggumpalan darah itu merupakan gejala yang kerap terjadi pada lansia dan penderita penyakit komorbid. Seperti penyakit jantung, diabetes dan hiperkolesterol. Tidak divaksin saja, penderita berisiko mengalami penggumpalan darah. Vaksin apa saja, bukan hanya vaksin Covid-19, juga punya risiko tromboemboli,” tukasnya.
Dia meminta jangan sampai vaksinasi tertunda akibat isu penggumpalan darah. Angka kasus penggumpalan akibat vaksin Covid-19 juga terbilang sedikit. Hanya sekitar satu persen. “Lain halnya jika kasus penggumpalan darah meningkat dua kali setelah divaksinasi,” tandasnya. (rh/fin)