PKS: Jangan Korbankan Petani

Jumat 26-03-2021,19:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA-Rencana pemerintah yang akan mengimpor beras satu juta jangan sampai mengorbankan petani. Di sisi lain harus tetap bisa menjaga pasokan agar tak terjadi lonjakan harga.

Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera mengatakan kebijakan impor beras memang dapat memenuhi kebutuhan kualitas maupun harga. Akan tetapi jangan sampai mengorbankan petani. “Kedua kepentingan tersebut harus diakomodasi secara adil. Pemerintah harus bisa menyeimbangkan antara ekonomi, efisiensi teknis, hingga aspek sosial,” kata Mardani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/3).

Dijelaskannya, pertanian padi di Indonesia sebenarnya sudah menghasilkan alur yang nisbi tetap. Panen raya pada Februari hingga Mei, panen gadu saat kemarau pada Juni hingga September dan paceklik pada Oktober hingga Januari.

Sementara data produksi beras memperlihatkan angka surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras Januari hingga April 2021 akan mencapai 14,54 juta ton, naik 26,84 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020 yang mencapai 11,46 juta ton.

Politisi PKS ini mengatakan pada 2018, pemerintah mengimpor beras 1,785 juta ton yang masih tersisa 106.642 ton yang oleh Bulog dinyatakan sudah turun mutunya.

“Impor bukan solusi mengatasi persoalan kesenjangan stok beras antardaerah. Saat panen, seharusnya distribusi diperkuat sehingga stok bisa disalurkan ke daerah yang defisit,” tuturnya.

Sementara itu, Perum Bulog optimitis tahun ini produksi beras mencukupi kebutuhan nasional, sehingga tidak diperlukan impor beras. Apalagi, proses penyerapan gabah masih berlangsung dan akan mencapai stok 1 juta ton sesuai batas yang diinginkan pemerintah.

2

“Tiga tahun saya jadi dirut, tidak ada impor oleh Bulog khususnya beras. Kami buktikan produksi dalam negeri cukup, bahkan beras sisa impor 2018 yang jadi masalah,” ujar Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso dalam video daring, kemarin (25/3).

Hingga saat ini, kata Budi, Bulog masih melakukan penyerapan gabah setara beras hingga sebanyak 902 ribu ton untuk cadangan beras pemerintah. Jumlah itu meningkat dari volume sebelumnya sebanyak 800 ribu ton. Sehingga total stok beras bulog dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan komersil sebanyak 923 ribu ton.

Buwas, begitu disapa, menambahkan, dirinya percaya dengan data-data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian (Kementan) di mana produksi tahun ini akan mengalami kenaikan dari tahun lalu.

Kendati demikian, hasil panen padi kali ini memang di bawah standar kualitas lantaran tingginya kadar air. Kondisi ini membuat Bulog tidak dapat leluasa dalam menyerap gabah. Menurut dia, seharusnya pemerintah ikut turun dengan menyiapkan mesin pengering padi demi membantu petani. (gw/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait