BOM Gereja Makassar, Aktivis JIL Guntur Romli: Lucu dan Bikin Gemes…

Senin 29-03-2021,17:30 WIB
Reporter : Tatang
Editor : Tatang

JAKARTA - Aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Mohamad Guntur Romli tidak sepakat jika aksi teror bom Gereja di Kota Makassar pada Ahad kemarin, tidak dikaitkan dengan Agama tertentu. Romli menila, para pelaku bom menjalankan aksinya dengan doktrin Agama.

“Rada lucu dan bikin gemes bilang terorisme tidak ada hubungannya sama sekali dengan Agama, padahal mereka melakukan aksinya dengan pakai doktrin-doktrin Agama sebagai pembenaran tapi di sini lain, makanan kucing, kulkas, panci, rantang, wajan, tisu toilet, cat tembok dll malah dikasi label-label agama/label halal,” ujar Guntur Romli dikutip cuitan Twitter-nya, Senin (29/3).

Lebih lanjut, Guntur Romli yang juga tokoh muda Nahdatul Ulama (NU) ini mengatakan, Teroris di Indonesia bukan hanya punya Agama bahkan menjadikan Agamanya sebagai pembenaran dan alat teror.

“Adakah teroris yang tidak beragama? Ada! Bahkan benci agama. Terorisme berdasarkan suatu ideologi. Tapi kalau di sini agama memang dijadikan pembenaran, bahkan kekuatan ledak terorisme. Ini juga tidak bisa dipungkiri,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, sebagai tindakan kejahatan, terorisme memang tidak ada hubungannya dengan agama, tapi kalau dikaitkan dengan motif, yang salah satunya adalah ideologi, di sini agama bisa dimasukkan bila dipakai sebagai ideologi teroris.

Baca juga:

Bripka Asep Hermawan Berhasil Selesaikan Program S2 dan S3 Secara Bersamaan

2

Misteri Kuburan tanpa Nama Mengembang hingga Sebesar Mobil

“Di sini memang ada doktrin-doktrin Islam dipakai oleh teroris sebagai ideologi teror,” ucap Romli.

Dia menyebut, istilah Jihad, qital, kafir, thaghut, hukum Allah, hukum Jahiliyyah dll adalah doktrin-doktrin Islam yang disalahgunakan oleh kelompok teroris untuk ideologi teror.

“Klau hanya melihat aksi teror tidak berhubungan dengan agama (yang bisa masuk dalam salah satu motif ideologi) lantas apa bedanya terorisme dengan kejahatan yang lain? Terorisme dilihat acara spesifik karena ada motif baik ideologi, politik dan gangguan keamanan. Ini klau mau komprehensif,” ucap Politikus PSI ini.

“Karena teroris di sini menjadikan agama sebagai pembenaran maka sikap “denial” itu justeru membantu teroris, seperti ada pencuri/orang jahat yang masuk ke rumah kita, saat ada yang nyari-nyari dan penegak hukum, kita malah bilang: tidak ada pencuri/orang jahat di sini,” pungkasnya. (dal/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait