KPCPEN Target 1 Juta Vaksin Per Hari

Rabu 31-03-2021,15:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

JAKARTA - Sebanyak 7.729.582 jiwa telah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Ini setelah pada Selasa (30/3), ada tambahan 335.161 orang. Sementara orang yang mendapatkan vaksinasi dosis kedua bertambah sebanyak 186.770 jiwa. Totalnya menjadi 3.500.264 jiwa. Target sasaran vaksinasi 40.349.051 orang.

Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menargetkan vaksinasi bisa selesai pada akhir tahun 2021. Hal ini akan berimplikasi pada pemulihan ekonomi nasional.

Sekretaris KPCPEN Raden Pardede mengatakan, pemerintah tengah berupaya mencapai target herd immunity. Yaitu 70 persen dari total penduduk Indonesia mendapat suntikan vaksin pada akhir tahun ini.

\"Jika di awal-awal, target vaksinasi hanya mencapai lebih dari 200 ribu. Kini telah menyentuh angka sekitar 400 ribu sasaran per hari. Angka tersebut tentu menunjukkan kenaikan yang signifikan dalam upaya pemerintah dalam membentuk kekebalan kelompok,\" kata Pardede di Jakarta, Selasa (30/3).

Menurutnya, angka itu bakal terus bertambah dan pada Mei 2021 ditargetkan vaksinasi paling sedikit mencapai satu juta orang. Sedangkan pada Juni bisa menyentuh lebih dari satu juta orang per hari. Dengan demikian target 181,5 juta dari penduduk Indonesia tervaksin Covid-19 akan tercapai.

\"Jumlah 181,5 juta adalah magic number untuk herd immunity. Bahkan ditargetkan bukan hanya 15 bulan. Tetapi akhir tahun harus bisa dilakukan. Kalau bisa di atas satu juta vaksin per hari,\" jelasnya.

Semenatara itu, vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca aman bagi orang berusia di atas 18 tahun hingga lanjut usia (lansia).

2

\"Vaksin ini bisa diberikan di atas 18 tahun, juga untuk lansia. Untuk lansia sangat baik, sangat aman, dan juga imunogenisitasnya cukup tinggi,\" kata Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro di Jakarta, Selasa (30/3).

Menurutnya, World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian suntikan vaksin AstraZeneca dilakukan berselang empat sampai delapan pekan pada orang lanjut usia.

Namun, ITAGI menyarankan pemberian suntikan pertama dan kedua vaksin AstraZeneca dilakukan dengan selang delapan pekan. \"Mungkin itu lebih baik. Karena melihat efek sampingnya lebih rendah dan imunogenisitasnya lebih baik,\" jelasnya.

Sri menjelaskan dalam uji klinis, efek samping yang terjadi setelah penyuntikan vaksin AstraZeneca termasuk kategori ringan. Mengenai kejadian pembekuan darah yang terjadi setelah vaksinasi di Eropa, dia mengatakan gangguan pembekuan darah sebetulnya secara alami cukup tinggi.

Pelaksanaan vaksinasi tidak menambah kejadian gangguan pembekuan darah. \"Kalau disebabkan oleh vaksin pasti angka kejadiannya akan naik. Ini tidak terjadi,\" imbuhnya.

Meski demikian, Sri meminta Kementerian Kesehatan tetap berhati-hati dalam melaksanakan program vaksinasi serta memantau pelaksanaan vaksinasi secara berkala.

\"Semua vaksin yang diberikan melalui skema fasilitas Covax, aman dan efektif, telah melalui uji klinis dan mendapatkan Emergency Used Listing. Atau masuk daftar penggunaan darurat dari WHO, EUA, dan dari BPOM,\" tuturnya. (rh/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait