Densus 88 Geledah Pesantren, Ferdinand: Ada yang Resah dan Gelisah

Selasa 06-04-2021,10:30 WIB
Reporter : Tatang
Editor : Tatang

JAKARTA – Pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean heran ada pihak-pihak yang gelisah bahkan protes langkah detasemen khusus 88 (Densus 88) yang menggeledah Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnul Qoyyim di Sleman, terkait terorisme.

“Mengapa ada yang gerah, resah, gelisah bahkan galau ketika Densus 88 menggeledah tempat tertentu bahkan Pesantren? Mengapa harus protes?,” tanya Ferdinand Hutahaean di Twitter-nya, Senin (5/4).

Ferdinand mengatakan, langkah densus justru harus didukung. Jika Ponpes tersebut tidak ada kaitan dengan teroris, maka itu bisa menjadikan Ponpes itu baik di mata publik.

“Bukankah justru harus didukung? Karena jika bersih tidak ditemukan bukti, artinya tidak terlibat dalam terorisme. Bukankah itu positif?” ujar Ferdinand.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah mengkritik operasi penggeledahan Densus 88 Antiteror Polri di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim di wilayah Sleman, DIY.

Baca juga:

Liga Champions: Prediksi Real Madrid Vs Liverpool, Misi Balas Dendam

2

Viral Jeritan Petani Klangenan Cirebon: Pak Jokowi Harga Gabah Melorot

Oknum Perangkat Desa Playangan Gebang Dibekuk Polisi, Diduga Edarkan Obat Sediaan Farmasi tanpa Izin

Ketua Hikmah PP Pemuda Muhammadiyah, Ali Mutohirin mengatakan aktivitas Densus 88 itu berpotensi memberi stigma negatif kepada publik atas keberadaan Ponpes tersebut.

“PP PM memandang, tindakan penggeledahan oleh Densus 88 di Pondok Pesantren Ibnu Qoyim (Sleman) tidak cukup bijak,” kata Ali kepada wartawan dalam keterangan tertulis, Senin (5/4).

Pemuda Muhammadiyah berharap penggeledahan itu tak terulang lagi. Upaya hukum dalam pemberantasan terorisme diharapkan bisa lebih bersifat kolaboratif.

Ali juga menepis hubungan antara Ponpes Ibnul Qoyyim dengan persyarikatan Muhammadiyah sebagaimana beredar di media sosial dalam beberapa waktu terakhir. (dal/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait