Selasa (20/9), Dahlan Iskan meresmikan pabrik bioethanol dengan kapasitas 30 juta liter per tahun yang merupakan proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang. Proyek ini terintegrasi dengan Pabrik Gula (PG) dimana bioethanol itu diproses dari bahan baku tetes tebu (molasses) yang akan dipasok dari PG Gempolkrep, Mojokerto milik PT Perkebunan Nusantara X (Persero). “Pabrik bioethanol berbasis tetes tebu ini pertama yang dimiliki BUMN. Untuk ke depan tetes tebu harus dimanfaatkan untuk bioethanol. Dan BUMN siap untuk melakukan potensi-potensi dari tanaman lain, seperti sorgum, untuk didorong menjadi bahan baku bioethanol.” ujar Dahlan Iskan. Selama ini, tetes tebu yang dihasilkan pabrik gula hanya dijual dalam bentuk mentah ke perusahaan lain yang mengolahnya untuk dibikin bumbu masak dan sejenisnya. Maka dengan adanya pabrik bioethanol dapat meningkatkan nilai tambah. Pembangunan pabrik bioetanol ini adalah sebuah upaya untuk untuk meningkatkan penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) sekaligus mengurangi pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) dari fosil. Dan untuk pelaksanaannya Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan mengurangi pemakaian minyak bumi sebesar 5% dengan cara menggantikan secara bertahap BBM dengan BBN hingga tahun 2025. Selanjutnya Dahlan Iskan menegaskan bahwa “Pertamina akan membeli bioetanol dari pabrik ini sebagai bentuk sinergi BUMN. Sifatnya mandatory, Pertamina akan beli bioetanol. BUMN bertekad kuat untuk mendorong energi terbarukan.\" (lik)
Kategori :