PATROL – Dari 442 hektare lahan pertanian produktif di Desa Patrol Lor, Kecamatan Patrol, sekitar 250 hektare lahan ditanami benih palawija dan sisanya memproduksi bawang merah. Desa ini merupakan daerah sentra produksi bawang merah di wilayah bagian barat Indramayu. Hasil produksi bawang merah selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indramayu, juga masyarakat daerah lainnya sampai ke Jabodetabek. Sayangnya, pasokan air yang merupakan sarana penunjang produksi paling vital tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ketika musim gadu. Padahal, pada musim tersebut produksi bawang merah meningkat. Dalil (30), petani bawang merah mengatakan, kurangnya pasokan air menjadi persoalan yang dihadapi petani. Karena pada saat musim gadu kebutuhan air sulit didapatkan. “Hasil produksi meningkat jika musim kemarau. Oleh karenanya petani bawang khsusnya, sangat membutuhkan ketersediaan pasokan air yang mencukupi,” ujarnya. Menurut Caskum (45) petani bawang lainnya, bawang di usia satu hingga dua bulan membutuhkan air terus menerus. Karena tanaman tersebut setiap harinya harus disirami. “Ketika tidak ada air tanaman akan mengalami kekeringan dan mati. Kami petani sangat berharap pasokan air dari saluran teknis pembagi bisa didistribusikan dengan baik, agar proses produksi bawang tidak terhambat,” ujarnya, Kamis (22/8). Kepala Desa Patrol Lor Sutarman mengatakan, produksi bawang merah petani di desanya setiap tahunnya mencapai ribuan ton. Hanya saja petani selalu menghadapi masalah yang sama, yaitu pasokan air. “Perlu ada perhatian serius terkait masalah air tersebut. Masalahnya, suplai air untuk memproduksi bawang merah sangat dibutuhkan sekali. Tentunya untuk produksi tanaman padi juga,” kata Sutarman. (kom)
Produksi Bawang Merah Terkendala Air
Jumat 23-08-2013,09:44 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :