Sentil Adi Hidayat Soal Katolik dan Santo Dominggo, Pastor Postinus: Mari Kita Ampuni Beliau

Rabu 05-05-2021,15:00 WIB
Reporter : Tatang
Editor : Tatang

JAKARTA– Pastor muda asal Nias, Postinus Gulö menanggapi potongan video ceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) yang menyebutkan bahwa umat Kristen Katolik menyembah Santo Dominggo.

Postinus Gulö mengatakan, apa yang disampaikan Adi Hidayat tidak benar. “Tidak benar. Mari kita ampuni beliau, kiranya diberkati Tuhan, menyebarkan kebenaran dan tidak sebaliknya,” kata Pastor Postinus lewat keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (5/5).

Dia menjelaskan, dalam tradisi Kristiani, Minggu disebut domĭnĭca (Bhs. Latin) atau doménica (Bhs. Italia), yang berarti Hari Tuhan.

Kata tersebut dalam bahasa Portugis disebut Domingo (jika dibaca terdengar seperti Dominggo), yang dalam bahasa Latin disebut dies Dominicus atau Dies Domini (Hari Tuhan kita).

Dia melanjutkan, justru Santo Domingo itu merupakan nama Ibu Kota dan kota terbesar di Republik Dominika dan wilayah metropolitan terbesar di Karibia menurut jumlah penduduk. Nama asli kota ini: La Nueva Isabela, dinamai oleh Bartholomew Columbus.

Dia menjelaskan bahwa orang Kristen menjadikan hari Minggu untuk hari ibadah karena terdapat dalam kitab suci mereka.

“Salah satu jawabannya bisa kita temukan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 2174 : “Bagi warga Kristen, hari Minggu telah menjadi hari segala hari, pesta segala pesta, “hari Tuhan” [he kyriake hemera, dies dominica], “hari Minggu”,’ kata Postinus.

2

Diimbuhkannya bahwa Minggu merupakan hari pertama dalam satu pekan yang menurut kitab cuci mereka. Minggu merupakan hari Kebangkitan Yesus yang menjadi pusat dan inti Misteri iman Kristiani.

“Umat Kristiani datang ke Gereja dengan berbagai tujuan. Tidak juga selalu hanya pada hari Minggu. Ada yang pergi ke Gereja untuk berdoa, bermeditasi, menenangkan diri,” paparnya.

Sebelumnya, dalam penggalan video ceramah Ustad Adi Hidayat menjelaskan tentang asal muasal nama hari Minggu. Menurutnya, hari Minggu berasal dari nama seseorang tokoh Katolik, Santo Dominggo. Namun lambat laun, nama itu menjadi nama hari, Minggu.

“Cara menyembah orang-orang Katolik ini sampai sekarang itu ngga langsung menyembah Tuhannya, lewat perantara. Jadi kalau mau ditebus dosanya datang kepada bapa minta pengakuan dosa dan sebagainya. Disebut dengan Santo. Pada saat itu yang disembah Santo Dominggo. Jadi ketika ditanya mau ke mana mereka, nyembah Santo Dominggo,” papar Adi Hidayat.

“Lisan orang kita sering menyingkat. Santo Dominggo, Dominggo, menjadi Minggu, sampai hari ini. Minggu itu ngga ada, itu bukan bahasa Indonesia asli. Dulu Ahad, semua mengatakan Ahad,” pungkasnya. (dal/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait