Warga Belu Ramai – Ramai Tanam Sorgum

Minggu 25-08-2013,09:41 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUPANG - Warga di Kabupaten Belu, Atambua Kupang NTT nampaknya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan di depan mata. Usai mendengarkan penjelasan dari Menteri BUMN Dahlan Iskan, tim ahli dan janji Perusahaan Bogasari. Warga yang belum menanam sorgum berjanji akan ikut menanam tanaman serealia (biji-bijian) yang memilki manfaat multiguna itu pada masa tanam selanjutnya. Salah satu perwakilan warga Belu, Johanes mengatakan bahwa saat ini di lahannya seluas 4 hektare semua ditanami dengan jagung. Karena sudah mendapatkan penjelasan dan janji ada yang membeli, dirinya pun ancang-ancang akan menanam sorgum. “Sekarang masih tanam jagung biasa, untuk proses tanam sorgum sudah terlambat. Tapi musim tanam berikutnya saya akan tanam sorgum,” katanya di hadapan Menteri BUMN Dahlan Iskan saat meninjau lokasi sorgum di Kupang, NTT, Sabtu (24/8). Bagi petani di Belu, katanya yang terpenting adalah saat menanam, ada pihak yang mau membeli dan tidak seperti program penanaman pohon jarak yang tidak jelas. “Yang penting harapan kami, apa yang sudah kita tanam dapat dibeli oleh pihak yang berkepentingan,” tukas dia. Ia menambahkan, sebagai awal mula, dirinya akan membagi lahan garapan seluas 4 hektare miliknya menjadi dua. Satu untuk jagung dan satunya untuk sorgum. ” Yang akan ditanami 2 hektare untuk makan (jagung-red), sorgum 2 hektare,” pungkasnya. Dalam kesempatan yang sama perwakilan kelompok tani Naresa, Desa Naikasa, Kecamatan Tasifeso Barat, Belu, Atambua, Fransiskus Bulumano mengatakan penanaman sorgum lebih menguntungkan dibandingkan menanam jagung. “Sorgum ini tanaman yang tidak perlu air, dari satu hektare lahan dapat dihasilkan 62.000 barang tanaman sorgum, dan panennya 2,5 bulan. Dari satu batang sorgum, dapat menghasilkan pangan, bioethanol dan pupuk,” katanya. Menanggapi petani, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan lebih baik petani membandingkan terlebih dahulu, lebih menguntungkan mana antara sorgum dengan jagung. Kata Dahlan, tanaman jagung dan sorgum memang bisa dijadikan sebagai bahan diversifikasi pangan, mulai dari tepung dan lain-lain. Tapi kelebihan sorgum yakni batangnya bisa diperas dan menghasilkan etanol. “Sama-sama untung tapi sepertinya keuntungan menanam sorgum lebih banyak,” paparnya. Mantan Dirut PLN tersebut melakukan peninjauan panen sorgum milik warga Kabupaten Belu, Atambua Kupang yang mendapatkan sokongan dana dari Pertamina dibantu BATAN. Sorgum merupakan tanaman serealia (biji-bijian) yang memilki manfaat multiguna. Selain bijinya digunakan sebagai bahan pangan, batang dan daunnya untuk pakan ternak, maka gula yang terkandung dalam biji (karbohidrat) atau cairan/jus/nira batang (sorgum manis) dapat diproses menjadi etanol (bioetanol). Selain keunggulan di atas, dari penelitian LIPI tanaman sorgum memiliki produksi biji dan biomass yang jauh lebih tinggi dibanding tanaman tebu. Adaptasi sorgum pun jauh lebih luas dibanding tebu sehingga sorgum dapat ditanam di hampir semua jenis lahan, baik lahan subur maupun lahan marjinal. (sar)

Tags :
Kategori :

Terkait