Ahli Epidemiologi Sebut Pemerintah Gagal Kendalikan Pandemi

Selasa 22-06-2021,19:15 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

JAKARTA - Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) menilai pemerintah gagal melakukan intervensi dan pengendalian juga pencegahan kenaikan kasus Covid-19.

Padahal, adanya kenaikan kasus infeksi virus corona sebenarnya sudah dapat diprediksi sejak beberapa pekan yang lalu.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi PAEI Masdalina Pane mengatakan, pemerintah telah gagal melakukan intervensi berupa kebijakan untuk menekan penularan covid 19.

Meski tak bisa dimungkiri penyulut kenaikan kasus Covid-19 adalah aktivitas masyarakat selama bulan puasa dan hari raya, seperti silaturahmi dan wisata.

Kemudian pemicu yang paling dominan adalah masuknya varian Covid-19 baru ke Indonesia.

\"Kenaikannya sudah bisa diprediksi, tapi sayangnya kita hanya memprediksi saja. Padahal pengendalian wabah itu membutuhkan intervensi, bukan cuma menghitung. Bukan cuma menghitung hari ini dapat berapa, kemudian besok berapa. Berapa sembuh, berapa mati, bukan itu. Pengendalian itu harus ada intervensi yang dilakukan untuk menahan itu, atau melakukan containment,\" kata Masdalina, seperti dilansir CNBC.

Dia menilai pola kenaikan kasus ini sudah mulai terlihat sejak minggu kedua April 2021. Jika dikalkulasi hingga pekan lalu, ini merupakan kenaikan kasus selama sembilan minggu berturut-turut.

2

Namun upaya intervensi yang dilakukan sangat rendah atau tidak efektif. Padahal upaya serupa pernah dilakukan dan terbukti berhasil dengan penurunan kasus 10 minggu hingga 15 minggu di beberapa daerah.

Menurut dia, upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan tracing. Namun tracing itu bukan hanya untuk mencari kasus saja, melainkan hingga containment dengan melakukan isolasi dan karantina.

Namun, sayangnya, seiring dengan meningkatnya jumlah varian baru yang sudah masuk ke Indonesia, upaya itu semakin rendah dilakukan.

Bahkan pemerintah menurunkan periode isolasi bagi warga negara asing yang masuk ke Indonesia menjadi lima hari Padahal rekomendasi WHO jelas-jelas masih 14 hari.

\"Kali ini kita ditambah dengan bebannya, jadi double burden, dengan masuknya varian-varian baru ke Indonesia, Artinya kita sudah mengalami kegagalan dalam upaya cegah tangkal virus-virus yang masuk dari luar ke Indonesia,\" tegasnya. (yud)

Baca juga:

Tags :
Kategori :

Terkait