Panen Perdana Nuansa Sahati

Kamis 24-06-2021,15:06 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Keberadaan Kelompok Wanita Tani (KWT) di RW 15 Nuansa Majasem, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, mendapat apresiasi langsung dari Wakil Walikota Dra Hj Eti Herawati. Apalagi, di balik terbatasnya lahan pertanian di Kota Cirebon, warga Nuansa Majasem di bawah bimbingan langsung Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan (DPPK), memiliki ide membuat KWT dengan memanfaatkan lahan nganggur di wilayah Kompleks Perumahan Nuansa Majasem. Momentum panen raya perdana kemarin (23/6), Eti menghadirinya secara langsung. 

***

WAKIL Walikota Cirebon, Dra Eti Herawati langsung melakukan panen raya, ungkapan sayukur hasil tanam dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Nuansa Sahati dilakukan perdana.  Eti memanen berbagai macam sayuran segar yang ditanam di lahan mati. Lahan mati tersebut diproduktifkan melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), binaan dari Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kota Cirebon. Jenis tanamannya mulai dari kangkung, bayam, hingga cabai.

Eti mengapresiasi DPPKP yang sudah mengawal program pemanfaatan lahan dari kementrian tersebut. Di mana, untuk di Kota Cirebon, ada tujuh kelompok yang ditunjuk untuk dibina. Termasuk salah satunya KWT Nuansa Sahati.

Menurut Eti, di Kota Cirebon, sebenarnya ada tujuh titik KWT yang mendapatkan pembinaan. Tentu saja  inovasi dari KWT Nuansa Sahati sangat membantu, minimal memenuhi kebutuhan sayuran sehari-hari. Program yang digalakkan DPPKP dengan membina warga, lanjut Eti, menjadi ruang bagi para wanita yang memiliki waktu luang untuk bercocok tanam memanfaatkan lahan yang ada.

Eti tidak menampik, di Kota Cirebon sangat sulit mencari lahan yang secara khusus dikembangkan untuk menanam sayuran. Sehingga, pemanfaatan lahan yang ada, sekecil apapun bisa menjadi alternatif. Karena itu, dirinya berharap lebih kepada masyarakat untuk bisa meningkatkan gerak pada sektor pertanian dengan memanfaatkan lahan yang minimal. “Sehingga, kita bisa menghasilkan sayuran untuk kebutuan rumah tangga,” kata Eti.

Ke depan, Eti berjanji akan mendorong program lain agar bisa didukung oleh kementerian. Terutama di sektor pengembangan lahan produktif agar bisa menjadi hal positif bagi masyarakat berbasis pemberdayaan.

2

\"Kita akan dorong agar ke depan lebih banyak KWT. Bahkan bukan hanya sayuran, bisa seperti ikan lele dan jagung,\" harapnya.

Ketua RW 15 Nuansa Majasem, Dedi Fachrudin MM menjelaskan, hadirnya KWT Nuansa Sahati yang merupakan akronim dari Sayur Sehat Bergizi (Sahati), berawal dari keluhan warga akan harga sayuran yang semakin melonjak.

\"Ide awal, berangkat dari mahalnya sayuran cabai. Akhirnya ibu-ibu mulai bergerak dan mendapatkan dukungan langsung dari DPPKP,\" kata Dedi.

Berangkat dari situ, masih kata Dedi, warga melihat banyak lahan yang seakan ditelantarkan oleh pihak pengembang. Sehingga muncul keinginan untuk memanfaatkan lahan agar bisa menghasilkan.

Karenanya, sinergitas KWT Nuansa Sahati dengan DPPKP, menurut Dedi, menjadi satu dari tujuh kelompok yang ditunjuk menjadi binaan pada program P2L. “Khusus untuk warga kami, cabai itu bisa murah. Itu motivasi awal kami. Kemudian juga sekaligus memanfaatkan lahan kosong yang telantar di area perumahan,” kata Dedi. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait