Awas, Varian Delta Sasar Usia Muda

Kamis 24-06-2021,18:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

VARIAN baru SARS-CoV-2 jenis Delta memiliki kecenderungan menyerang pasien di bawah usia 18 tahun. Fakta di sejumlah daerah yang mengalami lonjakan kasus, ribuan anak sudah terpapar virus tersebut.

\"Ada kecenderungan varian delta di beberapa rumah sakit menyerang pasien di bawah usia 18 tahun. Ada juga 10 tahun sudah ada yang kena. Itu pengamatan dari perbedaan varian baru ini,\" kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Rabu (23/6).

Di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hampir semua kasus yang periksa terkonfirmasi varian Delta. Itu terjadi di daerah yang mengalami lonjakan kasus tajam. \"Kita lihatnya via sampel genom sequencing yang bisa memeriksa varian baru. Hasilnya Delta,\" imbuh Maxi Rein Rondonuwu.

Berdasarkan gejala klinis Delta, seluruhnya memiliki kecenderungan yang sama. Seperti batuk, pilek, demam dan lainnya. \"Kalau soal paparan sama. Karena semua virus melalui droplet dan udara. Jadi orang berpapasan bisa kena. Memang semua corona virus seperti itu. Tapi Delta ini penularannya cepat sekali,\" jelasnya.

Selain kecenderungan menyerang pasien di bawah usia 18 tahun, varian ini bisa menyerang semua umur. \"Seperti dulu saat kasus dengue pertama muncul. Awal dengue hanya pada anak. Setelah berkembang sekian tahun, juga menyerang orang dewasa,\" paparnya.

Setiap varian SARS-CoV-2 memiliki spesifikasi masing-masing. Namun yang perlu diperhatikan, sekalipun cepat penularannya, angka kematian dari varian Delta belum terbukti sangat ganas. \"Namun, semua harus tetap waspada. Jika terkena dan fasilitas pelayanan kesehatan terbatas, kematian bisa juga terjadi,\" katanya.

Terkait melonjaknya kasus, Maxi mengatakan kegiatan yang dilakukan masyarakat selama pengetatan Lebaran Idul Fitri diduga kuat menjadi pemicunya. Masyarakat juga mulai abai protokol kesehatan dan masuknya varian virus Delta dari India juga mempercepat proses penularan. \"Kita tahu sebelum Idul Fitri, Natal-tahun baru itu kasusnya meningkat. Itu puncaknya di Februari. Namun, Maret-April sudah mulai turun,\" ujarnya.

2

Tetapi, setelah liburan Idul Fitri, pengetatan dinilai cukup bagus. Pasca liburan Idul Fitri banyak dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan silaturahmi. \"Akhirnya angkanya mulai naik,\" imbuhnya.

Faktor lain yang mempengaruhi lonjakan, kata Maxi, adalah penularan yang sangat signifikan di beberapa daerah. Selain itu, masuknya varian Delta dari India yang menular lebih cepat. \"Intinya apa pun variannya tentu ada kelalaian pada protokol kesehatan. Ini yang membuat virus bisa masuk,\" jelasnya.

Saat protokol kesehatan kendur, varian baru lebih cepat menular. Maxi menyadari pandemi Corona yang telah berlangsung selama satu tahun lebih turut mempengaruhi ketaatan warga dalam pelaksanaan protokol kesehatan. \"Saya juga mengamati karena orang menjalani pandemi ini hampir satu tahun setengah. Tetapi, terus ingatkan kepada masyarakat jangan kendur protokol kesehatan,\" terangnya.

Menurutnya, fasilitas pelayanan kesehatan ada batasnya. Baik alat, SDM dan tenaga medisnya. \"Kita berdoa semoga dengan penerapan PPKM Mikro ini tidak terjadi lonjakan yang besar,\" tutupnya. (rh/fin)

Tags :
Kategori :

Terkait