Foke ke Jerman, Dino Pulang Kampung

Rabu 04-09-2013,08:00 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Pemerintah Ajukan 22 Calon Dubes JAKARTA - Fauzi Bowo bakal mendapatkan tugas baru selepas tidak menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Pemerintah menyiapkan Foke, sapaan akrabnya, sebagai duta besar (dubes) Indonesia untuk Jerman. Bersama 21 calon dubes lainnya, nama Foke sudah dikirimkan ke DPR untuk menjalani fit and proper test. \"Memang benar terdapat beberapa pos dubes yang sudah waktunya diganti,\" ujar Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah kepada koran ini kemarin (3/9). Faizasyah yang tengah berada di Polandia mengikuti rangkaian kunjungan Presiden SBY enggan menyebutkan nama-nama yang diusulkan menjadi dubes. \"Karena prosesnya panjang, termasuk harus memintakan persetujuan negara penerima,\" kata mantan juru bicara kementerian luar negeri itu. Menurut informasi yang dihimpun dari Komisi I (bidang hubungan luar negeri) DPR, terdapat 22 nama yang diajukan pemerintah untuk menjadi perwakilan di negara sahabat. Selain Foke, ada nama Sesmenpora Yuli Mumpuni yang diproyeksikan menjadi dubes di Spanyol, Yusron Ihza Mahendra (Jepang), dan mantan Kabareskrim Komjen (purn) Ito Sumardi (Uni Myanmar). Selain itu ada nama Sekjen Kemenlu Budi Bowoleksono yang akan ditempatkan di Amerika Serikat (AS). Budi menggantikan Dino Patti Djalal yang ditarik kembali ke tanah air untuk mengisi jabatan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kemudian ada mantan Wakasad Letjen TNI Jhony Lumintang yang direncanakan menjadi dubes di Filipina. \"Uji kepatutan dan kelayakan dijadwalkan pada 17-19 September,\" kata anggota Komisi I Muhammad Najib. Sebelum itu, Komisi I akan lebih dulu melakukan rapat dengan Menlu Marty Natalegawa pada 11 September. Tujuannya untuk meminta penjelasan terkait dengan rekomendasi yang dihasilkan dari proses fit and proper test akan diperhatikan dan memberi dampak bagi pengambilan keputusan presiden. Sebab, ada pandangan yang menyebutkan bahwa proses fit and proper test itu hanya formalitas. \"Karena tidak memberi pengaruh apa-apa pada presiden dalam pengambilan keputusan, atas masukan yang diberikan Komisi I,\" kata Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq. Dia mencontohkan, pelaksanaan uji kepatutan dan kelayakan sebelumnya yang dilakukan Komisi I terhadap 33 calon dubes RI. Ketika itu, Komisi I memberikan rekomendasi bahwa sebelas orang calon tidak layak untuk menduduki pos dubes. Namun faktanya, presiden tetap menugaskan mereka mengisi pos dubes. \"Sehingga banyak anggota Komisi I mempertanyakan sejauh mana rekomendasi yang dihasilkan atas hasil pelaksanaan fit and proper test terhadap 22 calon dubes RI nantinya diperhatikan dan memberi pengaruh bagi presiden dalam memutuskan penempatan dubes,\" terang politikus PKS itu. (fal/ken/owi)

Tags :
Kategori :

Terkait