Petani Terancam Gagal Panen

Rabu 04-09-2013,11:11 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

*Stok Air Setu Patok Hanya Cukup untuk Satu Bulan PANGENAN- Ribuan hektare lahan pertanian di Kabupaten Cirebon wilayah timur terancam gagal panen, lantaran saluran irigasi sudah mengering. Bahkan, Setu Patok satu-satunya waduk di wilayah timur sudah mulai menurun debit airnya. Petani Desa Ender, Kecamatan Pangenan, Jeli (40) mengatakan, mengeringnya saluran irigasi membuatnya terpaksa menggunakan sumur bor, meski biaya operasional membengkak karena harus membeli solar. “Saya terpaksa membuat sumur bor karena saluran irigasi di sini sudah nggak ada airnya sama sekali. Ini sudah nanggung sih, masalahnya kita sudah tanam sebulan yang lalu. Daripada tanaman kita gagal panen, ruginya sangat banyak,” ujar dia, kepada Radar, Selasa (3/8). Di tempat terpisah, petani Desa Kalimeang, Kecamatan Karangsembung, malah menunda musim tanam karena khawatir lahan persawahan tidak mendapatkan pasokan air yang cukup. Salah seorang petani Desa Kalimeang, Kalil (52) mengungkapkan, petani di desanya kebanyakan menunggu musim hujan tiba karena tidak mau berspekulasi dengan musim tanam di saat kemarau. “Sekarang saya sudah nggak nanam padi mas, sebulan yang lalu baru di panen. Saya sudah menduga cuaca pasti benar-benar mulai kering bulan ini, ternyata benar. Lihat saja, irigasi juga nggak ada airnya,” tuturnya. Kalil menambahkan, petani di Desa Kalimeang memang tidak terbiasa menggunakan sumur bor. Sebab, sulit untuk mencari titik air di kawasan tersebut. Beberapa petani memang masih ada yang menanam, tapi hanya pemilik sawah yang dekat dengan sungai. Pantauan Radar, Waduk Setu Patok juga terancam kekeringan karena debit airnya berkurang drastis. Penjaga pintu air Waduk Setu Patok, Supriatna mengatakan, sudah satu bulan ini pasokan air menurun drastis. Bila kondisi ini terus berlangsung, stok air di Waduk Setu Patok hanya akan bertahan sampai satu bulan ke depan. “Persediaan air yang ada di waduk ini sekitar 7.670.000 meter kubik, saat ini kami mengalirkan sekitar 700-800 liter kubik perdetik untuk menjaga stok air. Saat ini wilayah yang kami aliri hanya Kecamatan Mundu, Astanajapura dan Greged. Padahal, bila persediaan air banyak kami juga mengalirkannya ke sebagian ke Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon,\" bebernya. Supriatna berharap, pemerintah daerah segera melakukan rapat koordinasi khususnya antara Dinas Pengelola Sumber Daya Air dan Pertambangan dengan Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan. Koordinasi ini penting dilakukan untuk sosialisasi masa tanam. \"Kami sangat mengharapkan adanya upaya bersama untuk sosialisasi ke masyarakat mengenai masa tanam dan jenis tanaman yang ditanam, sehingga pada musim tanam ketiga mendatang masyarakat tidak lagi menanam padi,\" tuturnya. (den) FOTO: DENY HAMDANI/RADAR CIREBON WTC KEKERINGAN. Waduk Setu Patok secara kasat mata terlihat mulai mengalami penurunan debit air (foto 1). Petani menunjukan pompa air bertenaga diesel untuk mengairi lahan sawah di Desa Ender, Kecamatan Pangenan, kemarin (foto 2). Saluran irigasi di Desa Kalimeang, Kecamatan Karangsembung terlihat retak-retak karena kekeringan.

Tags :
Kategori :

Terkait