CIREBON – Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon meminta dengan sangat keikhlasan masyarakat Kota Cirebon untuk tetap di rumah. Kondisi penyebaran covid 19 sangat mengkhawatirkan.
Informasi terkini, IGD RSD Gunung Jati akan diputuskan nasibnya hari ini, apakah bisa diistirahatkan selama 3 hari untuk penyegaran.
Kondisi ini dikarenakan serbuan pasien covid-19 yang intensitasnya begitu tinggi. Sehingga menguras mental dan fisik tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr Edi Sugiarto MKes mengatakan, dalam 1 bulan terakhir RSDGJ sudah menerima 408 pasien Covid-19 dari Kota Cirebon.
Kemudian 611 pasien dari Kabupaten Cirebon, 50 pasien dari Kuningan, 63 pasien dari Indramayu, 29 pasien dari Majalengka, serta 60 pasien dari luar Ciayumajakuning.
Lebih dari 1.000 pasien covid-19 yang ditangani. Tingginya intensitas ini, membuat 182 nakes terpapar virus corona dan masih menjalani perawatan.
Serbuan dari luar itu tinggi sekali. Kalau kita melayani masyarakat sendiri (Kota Cirebon, red) itu kuat,” terang Edy.
Kadinkes mengatakanhingga saat ini semua rumah sakit di Kota Cirebon sudah penuh sejak dua hingga tiga hari yang lalu dengan antrean di atas 32 pasien setiap harinya.
Menyikapi kondisi ini, Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH memohon keikhlasan kepada masyarakat Kota Cirebon untuk bisa mematuhi semua aturan selama pelaksanaan PPKM Darurat.
“Keberhasilan pelaksanaan PPKM Darurat ini hanya dua. Kepatuhan masyarakat untuk menjalankan aturan-aturan yang sudah ditetapkan serta menggencarkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19,” ujarnya.
Walikota menegaskan, dirinya tidak ingin PPKM darurat diperpanjang pada 20 Juli nanti. Sebab, dampaknya bisa lebih parah dari sekarang ini.
“Kita tengah berupaya menurunkan angka penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon. Jangan sampai setelah 20 Juli nanti angka penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon justru masih tinggi. Nauzubillahminzalik,” ungkap Azis. (jrl)
Baca juga: