SAMPAH memang akan selalu ada di sekeliling kita. Namun ketika tidak ditangani dengan baik, sampah akan meresahkan, bahkan mengganggu kesehatan.
Lingkungan juga menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.
DINAS Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon sangat konsen dan gencar mengajak warga mengolah sampah berbasis masyarakat sebagai upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman.
Melalui Lomba RW Bersih, DLH berharap berharap dapat menumbuhkan kesadaran dan budaya masyarakat dalam mengelola dan mengolah sampah.
Di hari ketiga, Kepala DLH Kota Cirebon, Kadini SSos memuji kesadaran dan kepedulian warga akan permasalahan lingkungan, khususnya masalah sampah.
Meskipun harus perlu terus didorong supaya pemanfaatan sampah bisa lebih maksimal. Bahkan menjadi sumber pendapatan.
“Mudah-mudahan masyarakat menjadi semakin sadar pentingnya memilah sampah di tingkat rumah tangga dan adanya Bank Sampah di tingkat masyarakat,” ucapnya.
Pemilahan sampah dan pembentukan bank sampah di tingkat RW bisa mengurangi sampah rumah tangga yang dibuang ke TPA. Dengan demikian, bisa memperpanjang umur TPA Kopiluhur.
Di RW 06 Kelud Asih Kelurahan Kecapi misalnya, kesadaran warga akan lingkungan sudah sudah cukup tinggi. Keberadaan Bank Sampah di RW tersebut juga cukup sukses menumbuhkan kesadaran warga akan masalah lingkungan.
Di beberapa banyak titik di RW 06 Kelud Asih juga terdapat komposer atau alat pembuat pupuk kompos yang terbuat dari sampah organik. Seperti daun daunan hingga sampah sisa makanan. Wargapun bisa memanfaatkan pupuk kompos yang dihasilkan secara gratis.
Sementara di RW 02 Giri Nusantara Kelurahan Argasunya, kepedulian terhadap lingkungan ditunjukan dengan membuat Tanaman Buah Dalam Pot (Tabulampot).
Tabulampot dipasang di beberapa ruas jalan. Selain membuat suasana menjadi asri, keberadaan Tabulampot juga bisa dimanfaatkan oleh warga saat tanaman tersebut menghasilkan buah. (awr/adv)