RSD Gunung Jati Kewalahan Diserbu Pasien dari Luar Daerah

Minggu 11-07-2021,13:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

SEJUMLAH rumah sakit di Kota Cirebon kewalahan. Tenaga kesehatan (nakes) pun mengeluhkan kelelahan dalam menghadapi perang jilid dua Covid 19 di Indonesia khususnya Kota Cirebon.

Bahkan, Rumah Sakit Daerah RSD Gunung Jati (RSDGJ) sempat meminta kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSI untuk menutup sementara instalasi gawat darurat (IGD), karena semua sudah kelelahan. Sudah pasti usulan tersebut pasti menimbulkan dilema.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Gusmul mengungkapkan bahwa rencana penutupan IGD RSDGJ tidak akan dilakukan secara penuh, alias dilakukan dengan pembagian shift.

Dikarenakan RS Ciremai belum tentu sanggup menampung total pasien dari wilayah III Cirebon. Karena biasanya RS Ciremai hanya menerima 20-30 pasien, sementara RSDGJ menerima sekitar 70 pasien.

“RSDGJ baik-baik saja. Tetap dilakukan pelayanan dengan melihat situasi. Rencananya kita akan shift per dua jam sekali. Nanti kalau sudah mengurai yang ada di dalam barulah RSDGJ kembali dibuka. Jadi sebatas penguraian pasien agar tidak menumpuk di IGD,” ungkap sekda.

Rencananya pengalihan ke RS Ciremai itu mulai dilakukan Sabtu (10/7) dengan memastikan semua tenaga kesehatan aman dan baik-baik saja. Sehingga, peralihan tersebut diharapkan bisa mengurai antrian pasien di RSD Gunung Jati, baik dari Kota Cirebon maupun sekitarnya.

Sekadar informasi, dalam 1 bulan terakhir RSDGJ sudah menerima 408 pasien Covid-19 dari Kota Cirebon, 611 pasien dari Kabupaten Cirebon, 50 pasien dari Kuningan, 63 pasien dari Indramayu, 29 pasien dari Majalengka, serta 60 pasien dari luar Ciayumajakuning.

2

“Serbuan dari luar itu tinggi sekali. Kalau kita melayani masyarakat sendiri (Kota Cirebon, red) itu kuat,” terang Kepala Dinkes Kota Cirebon dr Edy Sugiarto MKes.

Hingga saat ini semua rumah sakit di Kota Cirebon sudah penuh sejak empat dan lima hari yang lalu dengan antrean di atas 32 pasien setiap harinya. Karena itulah intensitas kerja dari nakes yang tiada henti dan sedang tingi-tingginya karena kedatangan pasien dari Kota Cirebon dan sekitarnya.

Edy juga meminta maaf sekali kepada masyarakat yang masih belum mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak. Apalagi dengan kondisi nakes yang sudah tidak memungkinkan untuk dipaksakan.

“Ibarat pemain bola yang jungkir balik semua karena kelelahan. Kami minta maaf karena kalimat ini tidak enak. Sama juga ke pak walikota dan pak sekda. Kami malu mengakuinya, karena nakes kami sudah SOS (Save Our Souls/Selamatkan Jiwa Kami, red),” ujar Edy. (jerrell)

Tags :
Kategori :

Terkait