Kisah Pasien Covid-19 Isoman di Kota Cirebon: Tak Bisa Kerja, Terpaksa Jual-jual Barang

Minggu 18-07-2021,13:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON - Pasien isolasi mandiri (isoman) Covid-19 di Pegambiran, Kota Cirebon, tak banyak mendapat perhatian. Apa-apanya dilakukan serba sendiri. Termasuk untuk mengambil obat -bebas keluar rumah. Bahkan untuk kebutuhan sehari-hari, harus rela \'jual-jualan\'.

\"Terpaksa jual emas untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari,\" kata Siti Maryam, pasien isoman di rumah di RT/RW 2/17, Kriyan Barat,.

Perempuan 32 tahun itu sedang hamil. Usia kandungan 6 bulan. Suaminyi, Komarudin, juga positif. Di satu rumah mereka tinggal berdua. Sementara dua anak mereka diungsikan ke rumah saudara -masih di Kriyan Barat. Karena negatif -khawatir tertular.

Satu rumah ada dua kamar. Tiap malam mereka tidur di kamar yang berbeda. Siti masih menunjukan gejala batuk-batuk. Sementara Komarudin terlihat lebih bugar. Tidak batuk atau ada gejala lain. Komarudin bekerja sebagai pegawai swasta di Kabupaten Cirebon. \"Kemungkinan istri tertular dari saya,\" ungkapnya.

Sang istri sempat dirawat di rumah sakit selama 3 hari. Karena gejala yang tak kunjung membaik itu. Kemudian diswab. Hasilnya positif. Begitu juga suami. \"Swab di puskesmas, karena pikirnya sekalian, mumpung gratis,\" tutur Komarudin.

Komarudin mengaku, obat atau vitamin di puskesmas dia ambil sendiri. Sekali ambil cukup untuk kebutuhan obat-obatan selama seminggu. Itu dilakukan meski ia masih dinyatakan positif dan belum selesai isoman. Termasuk ketika menerima bantuan sosial berupa sembako dari Dinas Sosial Kota Cirebon. \"Bansos saya ngambil di tempat RT sendiri,\" jelasnya.

Itu terjadi karena tanpa ada pengawasan yang berarti. Pasien isoman bebas keluar. Di RW setempat, saat ini ada sekitar 10 pasien yang isoman di 5 rumah yang berbeda. Mayoritas suami dan istri.

2

Kemarin, Siti dan suami sudah 10 hari isoman di rumah. \"Kalau sudah 10 hari, dinyatakan selesai isolasi. Tanpa perlu swab ulang, secara tidak langsung dinyatakan sembuh,\" terang Ketua RW 17 Kriyan Barat Bambang Jumantra, saat mengantar bantuan beras ke rumah pasang suami-istri tersebut, kemarin.

Seharusnya, Sabtu (17/7) hari ini mereka berdua sudah bisa mengambil surat keterangan selesai isolasi di Puskesmas Pegambiran. Bambang menyesalkan. Karena pagawai swasta seperti Komar, ketika ingin kembali bekerja, akan diminta surat hasil negatif Covid-19 oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara dari puskesmas hanya diberikan surat keterangan selesai isolasi. Selama 10 hari. Maksimal 14 hari -mengikuti masa inkubasi virus. \"Setelah waktu itu, secara tidak langsung dinyatakan sembuh. Tanpa perlu swab ulang. Gejala batuk atau bersin, dianggap biasa, bukan covid,\" tutur Bambang.

Bambang mengetahui itu karena bertanya langsung ke puskesmas. Kata pihak puskesmas, kepada Bambang, aturan tersebut merupakan petunjuk teknis yang dikeluarkan dinas kesehatan. \"Jika seperti itu, pekerja swasta harus swab mandiri untuk bisa memperoleh surat negatif covid untuk bisa bekerja. Kan harus keluar biaya lagi,\" keluhnya.

Ketua RT 2, Juriyah mengharapkan dapur umum di Kota Cirebon bisa terlaksana. Segera. Karena kebutuhan mendesak. Apalagi saat ini, katanya, angka Covid-19 terus bertambah.

\"Karena tidak semua pasien isoman di rumah kondisinya mampu. Selama isoman mereka tidak bekerja. Sementara kebutuhan pokok tetap harus dipenuhi,\" bebernya.

Dia menambahkan, di wilayah RT 2 sempat dilakukan 2 kali penyemprotan disinfektan. Karena kondisi penularan virus yang semakin mengkhawatirkan itu.

Sementara untuk kesadaran warga menerapkan prokes, diakuinya, belum menyeluruh. Beberapa warga masih abai. \"Masyarakat juga masih menganggap virus ini sebagai aib. Sehingga enggan untuk diswab,\" tukasnya. (ade)

Tags :
Kategori :

Terkait