GOWA - Korban penganiayaan Satpol PP Gowa, dilaporkan balik ke polisi. Ivan dan Riyana dituding menyampaikan berita bohong, karena terungkap istrinya tidak hamil.
Pasutri itu dilaporkan Brigade Muslim Indonesia, atas tuduhan menyampaikan berita bohong atau hoax dengan mengaku hamil saat dianiaya oleh Satpol PP Gowa, Mardani.
“Kami telah melaporkan ini ke Polres Gowa. Kami membawa alat bukti salah satunya bukti rekaman video live Facebook si Ivan yang menyatakan istrinya itu hamil,” kata Ketua Brigade Muslim Indonesia, Muh Zulkifli di Mapolres Gowa, sepreti dilansir dari Fajar, Jumat (23/7/2021).
Mereka merasa kecewa dan prihatin kepada kedua korban yang awalnya mengaku hamil saat dianiaya oleh tersangka.
Namun saat menjalani tes USG, Ivan menyatakan bahwa tidak hamil meski perut istrinya buncit.
“Dia (Ivan) mempertegas bahwa istrinya hamil. Saya tidak kenal dengan pak Satpol PP. Saya juga tak kenal dengan pemilik kafe (korban). Ini murni untuk keadilan hukum,” tegas Zulkifli kepada wartawan.
Sebelumnya, tes USG korban Riyana itu disampaikan langsung oleh suaminya, Ivan dalam sebuah video. Dia bilang, hasil tes USG oleh tim medis menyatakan bahwa istri tercintanya itu tidak hamil.
Mendengar itu, Ivan membantah. Ia tetap kukuh pada keyakinannya bahwa istrinya itu tengah hamil sembilan bulan. Ivan yakin karena ia kerap merasakan pukulan bayinya itu di perut istrinya.
“Jadi sudah di USG, menunggu hasil dan dokter berkata isinya (perut) kosong. Dan saya bilang, kalau kosong kenapa perutnya buncit?. Dan saya bilang apakah ada kelainan dalam perutnya? kata dokter normal,” kata Ivan dalam videonya yang dilihat.
Ivan kembali menjelaskan, tes USG yang hasilnya istrinya tidak hamil. Namun perutnya buncit, sudah sering terjadi di dalam keluarganya.
Panjang lebar menjelaskan hal itu, Ivan dan istrinya hanya berpasrah kepada netizen yang suka mengikuti aktivitasnya untuk percaya atau tidak dengan kehamilan istrinya itu. (yud/ishak/fajar)
Baca juga:
- Selamat, dr Katibi Resmi Jabat Direktur RSD Gunung Jati
- Korban Covid-19 Diperas Kartel Krematorium, Jusuf Hamka Gratiskan Biaya untuk yang Tidak Mampu hingga Patok Tarif Rp7 Juta
- WHO Minta Audit Laboratorium Wuhan Selidiki Asal Usul Virus Corona, China Langsung Menolak