Aplikasi Protades, Kini Sudah Memanfaatkan Ratusan Desa di Indonesia.

Kamis 29-07-2021,01:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KEMAJUAN teknologi membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Secara positif, kemajuan itu tentu orientasinya demi kemaslahatan untuk dimanfaatkan orang banyak, guna mengembangkan diri dan memperbaiki kehidupan.

Contoh saja, buah karya Juni Prayitno. Pria kelahiran 9 Juni 1997 di Kendal, Jawa Tengah ini berhasil menciptakan teknologi dalam bentuk aplikasi. Namanya Program Digitalisasi Letter C Desa disingkat Protades, aplikasi yang kini sudah memanfaatkan ratusan desa di Indonesia.

“Pengguna Protades sudah ada 439 desa yang tersebar di 31 Kabupaten se Indonesia, paling banyak di Jawa Tengah,” ungkap Juni, Selasa (27/7).

Menjadi Founder Protades, tidak saja menempatkan Juni di antara jajaran programer aplikasi yang inovatif. Tapi juga mendudukkannya sebagai tokoh muda yang visioner.

Protades yang kini masuk dalam Top 99 Kompetisi Pelayanan Inovasi (KIPP) 2021 itu, di-launching pertama kali 14 Juni 2017 di Desa Kebongebong, Kabupaten Pagaruyung, Kabupaten Kendal, desa dimana pria lulusan SMKN 5 Kendal jurusan Rekayasa Perangkat Lunak ini lahir.

Peluncuran tersebut sebagai aplikasi versi pertama dalam konteks uji coba. Berlanjut di tahun 2018, program tersebut terus dibenahi oleh Juni dan namanya kemudian diganti menjadi program Letter C-Desa. Sementara di tahun 2019, program itu terus dikembangkan dan berganti nama menjadi Protades, menyusul kepemilikan hak paten.

Berawal dari ide menyelamatkan surat tanah letter C desa, berbekal ilmu yang diampu selama sekolah serta peralatan seadanya, Juni membuka usaha layanan komputer dan usaha sendiri yang ia beri nama DJ Komputer Indonesia. Tepatnya tanggal 14 September 2015.

2

“Waktu itu belum pembuatan software,” ucap Juni.

Sembari menjalankan usaha, Juni melakukan penelitian di sejumlah desa di Kendal, antara lain di Desa Kalipakis, Sukorejo. Awalnya, ia menawarkan pembuatan situs web desa namun tidak mendapat tanggapan positif.

Sebaliknya, desa-desa yang ia kunjungi rerata menjadikan Letter-C yang terus memicu konflik di antara masyarakat. Pasalnya, berkas Letter-C telah berusia tua karena dibuat sejak tahun 1960-an dan karenanya rentan rusak bahkan hilang.

“Padahal Letter C ini nyawanya desa, karena arsip vital, dan karena jika hilang bisa menimbulkan masalah desa. Itulah makanya saya ciptakan Protades,” kata Juni.

Juni mengatakan, program aplikasi yang ia sebut sebagai manifestasi era 4.0 tersebut, bekerja mengarsipkan Letter-C secara digital.

Pengarsipan yang tersistem dalam sebuah aplikasi dan online, menjadikan pencarian data lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

“Dengan adanya Protades ini, karena sudah ada aplikasi dan tersistem, tinggal ngetik data tanah, maka akan muncul riwayat tanah,” kata Juni.

Tidak itu saja, Protades juga pekerja yang selalu njlimet dan panjang, yang memungkinkan munculnya praktik pungutan pembohong.

Tags :
Kategori :

Terkait